TEKS BERJALAN

EMERENSIA TANGKAS: SAYA PANCASILA. READINESS AND SACRIFICE

Jumat, 17 November 2017

Tentang Pilihan Setelah Dipilih



Tentang Pilihan Setelah Dipilih


Perkara hidup dan pilihan: hidup menjadi berwarna karena ada pilihan, pilihan diciptakan untuk mempermudah hidup. Ya, relevan untuk beberapa situasi yang diasumsikan sesuai dengan harapan kebanyakan orang. Namun, realitasnya pilihan justru kerap kali menjadi beban bagi sebagian orang.
source : tumblr.com


Saya sering bertanya pada diri saya sendiri, apakah terlalu menimbang untuk mengambil keputusan terhadap beberapa pilihan adalah hal yang normal? Setelah melalui banyak pergulatan saya menyadari kesalahan terbesar saya adalah tidak menyadari bahwa setiap pilihan ada batasannya, inilah hidup. Setiap manusia dilahirkan dengan kebebasannya masing – masing. Setiap manusia mampu membuat keputusannya sendiri. Kita menolak paksaan. Baik menjadi hitam, putih, merah muda atau menjadi oranye adalah hak setiap pribadi. Baik menjadi lurus, keriting, panjang atau pun pendek juga merupakan pilihan. Menikah, menjadi selibat atau bercerai juga adalah sebuah pilihan. Seorang pembicara dalam sebuah pembekalan yang saya ikuti berkata menurutnya; “Setiap orang boleh memilih apapun dalam hidupnya, kecuali saat dilahirkan, memilih orang tua dan mati.”
Bahkan untuk membuat tulisan ini, menyusun setiap kata dan menghapusnya lagi hingga tulisan ini akhirnya diposting juga merupakan sebuah pilihan. Beberapa orang memilih tidak ambil pusing dengan pilihannya baik pada akhirnya ia menyadari bahwa pilihan yang diambilnya adalah tepat atau tidak, bagi mereka tidak ada yang salah. Tepat atau tidak, benar atau salah semua memberi proses dan proses lebih penting ketimbang hasil. Namun pada sisi lainnya, sebagian orang menyalahkan diri mereka sendiri dan begitu menyesali pilihan yang salah.
Yang perlu disadari saat mengambil suatu pilihan adalah bahwa setiap kita tidaklah sempurnya, kita dalah makhluk terbatas. Maka bukanlah suatu kewajiban untuk menyenangkan semua orang, tanggung jawab kita adalah melanjutkan pilihan yang kita ambil. Hal lainnya yang perlu disadari adalah bahwa setiap pilihan mengandung keuntungan dan konsekuensinya masing – masing. Ketika saya menjadi mahasiswi, sekaligus menjadi anggota dari dua komunitas dan satu lembaga kemahasiswaan. Pada suatu ketika saya dihadapkan pada pilihan untuk menghadiri rapat A, rapat B atau kerja kelompok bersama teman – teman karena deadline yang harus dikejar. Ini menjadi pilihan yang sulit, saat itu. Yang menjadi pertimbangan terberat adalah bagaimana saya menjaga perasaan orang – orang yang telah mempercayai saya. Dengan memilih salah satu rapat atau kerja kelompok saya tetap akan mengecewakan orang lainnya. Tapi sekarang, semua sudah berlalu.
Setiap pilihan yang kita ambil akan berlalu, tidak perlu cemas dan biarkan semua orang berkembang dengan asumsi mereka masing – masing tentang pribadi kita. Jelaskan, bila ada yang meminta penjelasan. Tidak perlu mengatakan apapun bila memang tidak ada yang memintanya. Walaupun ketika kita diam, akan selalu ada pihak yang menyalahkan ke-diam-an kita. Untuk diam atau berbicara juga hak mutlak setiap pribadi. Akan ada saat dimana kita mencoba untuk bertahan, tapi merasa bertahan adalah pilihan yang salah. Namun hidup ini relaistis, siap atau tidak kita harus memilih. Salah satu pilihan saya hari ini adalah meninggalkan ‘luka’, meninggalkan tempat dan rekan yang mengingatkan saya akan beberapa kesalahan yang saya ambil, ini adalah pilihan saya. Saya memilih bersama tempat dan rekan dimana saya bisa berkembang, mengembangkan relasi dan potensi yang telah saya miliki, tempat dan rekan yang mau mengenali saya dari pengalaman dan pribadi yang matang, tempat dan rekan yang menghargai proses bersama, tempat dan rekan yang akan membimbing saya dalam proses menggapai tujuan sesungguhnya yang ingin saya capai. Semoga ini adalah pilihan yang tepat.
Terakhir, sangatlah penting untuk tidak menginjak – injak kebebasan orang lain dalam mengejad kebebasan pribadi. Bahkan ketika kita merasa cara berfikir kita dalah untuk kebaikan orang lain. Setiap pribadi memiliki dak atas pendapat dan pilihannya masing – masing.



                                                   Emerensia Tangkas Alma Wratsari
                                                    Sosrowijayan, 18 Noember 2017
                                                                             10:40 WIB




Tidak ada komentar:

Posting Komentar