Tentang
Pilihan Setelah Dipilih
Perkara hidup dan pilihan:
hidup menjadi berwarna karena ada pilihan, pilihan diciptakan untuk mempermudah
hidup. Ya, relevan untuk beberapa situasi yang diasumsikan sesuai dengan
harapan kebanyakan orang. Namun, realitasnya pilihan justru kerap kali menjadi
beban bagi sebagian orang.
source : tumblr.com |
Saya sering bertanya pada diri saya sendiri,
apakah terlalu menimbang untuk mengambil keputusan terhadap beberapa pilihan
adalah hal yang normal? Setelah melalui banyak pergulatan saya menyadari kesalahan
terbesar saya adalah tidak menyadari bahwa setiap pilihan ada batasannya,
inilah hidup. Setiap manusia dilahirkan dengan kebebasannya masing – masing. Setiap
manusia mampu membuat keputusannya sendiri. Kita menolak paksaan. Baik menjadi
hitam, putih, merah muda atau menjadi oranye adalah hak setiap pribadi. Baik menjadi
lurus, keriting, panjang atau pun pendek juga merupakan pilihan. Menikah,
menjadi selibat atau bercerai juga adalah sebuah pilihan. Seorang pembicara
dalam sebuah pembekalan yang saya ikuti berkata menurutnya; “Setiap orang boleh
memilih apapun dalam hidupnya, kecuali saat dilahirkan, memilih orang tua dan
mati.”
Bahkan untuk membuat tulisan ini, menyusun setiap
kata dan menghapusnya lagi hingga tulisan ini akhirnya diposting juga merupakan
sebuah pilihan. Beberapa orang memilih tidak ambil pusing dengan pilihannya
baik pada akhirnya ia menyadari bahwa pilihan yang diambilnya adalah tepat atau
tidak, bagi mereka tidak ada yang salah. Tepat atau tidak, benar atau salah
semua memberi proses dan proses lebih penting ketimbang hasil. Namun pada sisi
lainnya, sebagian orang menyalahkan diri mereka sendiri dan begitu menyesali
pilihan yang salah.
Yang perlu disadari saat mengambil suatu pilihan
adalah bahwa setiap kita tidaklah sempurnya, kita dalah makhluk terbatas. Maka bukanlah
suatu kewajiban untuk menyenangkan semua orang, tanggung jawab kita adalah
melanjutkan pilihan yang kita ambil. Hal lainnya yang perlu disadari adalah
bahwa setiap pilihan mengandung keuntungan dan konsekuensinya masing – masing. Ketika
saya menjadi mahasiswi, sekaligus menjadi anggota dari dua komunitas dan satu
lembaga kemahasiswaan. Pada suatu ketika saya dihadapkan pada pilihan untuk
menghadiri rapat A, rapat B atau kerja kelompok bersama teman – teman karena deadline yang harus dikejar. Ini menjadi
pilihan yang sulit, saat itu. Yang menjadi pertimbangan terberat adalah
bagaimana saya menjaga perasaan orang – orang yang telah mempercayai saya. Dengan
memilih salah satu rapat atau kerja kelompok saya tetap akan mengecewakan orang
lainnya. Tapi sekarang, semua sudah berlalu.
Setiap pilihan yang kita ambil akan berlalu, tidak
perlu cemas dan biarkan semua orang berkembang dengan asumsi mereka masing –
masing tentang pribadi kita. Jelaskan, bila ada yang meminta penjelasan. Tidak perlu
mengatakan apapun bila memang tidak ada yang memintanya. Walaupun ketika kita
diam, akan selalu ada pihak yang menyalahkan ke-diam-an kita. Untuk diam atau
berbicara juga hak mutlak setiap pribadi. Akan ada saat dimana kita mencoba
untuk bertahan, tapi merasa bertahan adalah pilihan yang salah. Namun hidup ini
relaistis, siap atau tidak kita harus memilih. Salah satu pilihan saya hari ini
adalah meninggalkan ‘luka’, meninggalkan tempat dan rekan yang mengingatkan
saya akan beberapa kesalahan yang saya ambil, ini adalah pilihan saya. Saya memilih
bersama tempat dan rekan dimana saya bisa berkembang, mengembangkan relasi dan
potensi yang telah saya miliki, tempat dan rekan yang mau mengenali saya dari
pengalaman dan pribadi yang matang, tempat dan rekan yang menghargai proses
bersama, tempat dan rekan yang akan membimbing saya dalam proses menggapai
tujuan sesungguhnya yang ingin saya capai. Semoga ini adalah pilihan yang
tepat.
Terakhir, sangatlah penting untuk tidak menginjak –
injak kebebasan orang lain dalam mengejad kebebasan pribadi. Bahkan ketika kita
merasa cara berfikir kita dalah untuk kebaikan orang lain. Setiap pribadi
memiliki dak atas pendapat dan pilihannya masing – masing.
Emerensia
Tangkas Alma Wratsari
Sosrowijayan,
18 Noember 2017
10:40 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar