I.
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Strategi
tata ruang adalah suatu keputusan penting yang menentukan efisiensi operasi
secara jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak strategis karena tata
letak
menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibelitas, biaya, kualitas lingkungan kerja, kontak dengan pelanggan dan citra perusahaan. Tata letak yang efektif akan dapat menunjang pelaksanaan strategi bisnis yang telah ditetapkan perusahaan apakah diferensiasi, low cost atau respon yang cepat.
menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibelitas, biaya, kualitas lingkungan kerja, kontak dengan pelanggan dan citra perusahaan. Tata letak yang efektif akan dapat menunjang pelaksanaan strategi bisnis yang telah ditetapkan perusahaan apakah diferensiasi, low cost atau respon yang cepat.
Manfaat
dari strategi tata ruang adalah utilisasi ruang, peralatan, dan sumber daya
manusia yang lebih tinggi, meningkatkan aliran informasi, barang dan manusia,
modal karyawan yang lebih baik, juga kondisi lingkungan kerja yang lebih aman,
interaksi dengan pelanggan/klien yang lebih baik dan fleksibilitas. Strategi
tata ruang sendiri merupakan salah satu bagian dari materi dalam manajemen
operasi yang perlu dikuasai oleh mahasiswa ekonomi. Oleh karena itu kami
menyusun paper dengan judul “ Stategi – strategi Tata Ruang’ ini. Tujuan
penyusunan paper ini adalah untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Manajemen
Operasi.
B. Landasan
Teori
B.1.
Jenis-jenis Tata Ruang
a.
Tata Letak Kantor
Adalah
cara mengelompokkan pekerja, perlengkapan pekerja, dan ruang dengan
mempertimbangkan kenyamanan, keamanan, dan pergerakan informasi. Hal yang
membedakan antar layout kantor dan pabrik adalah pada kepentingan informasi.
Tata letak dan fungsi kantor terus berubah akibat perubahan teknologi. Walaupun
begitu, analisis tata letak kantor masih memerlukan pendekatan berbasis tugas,
korespondensi lewat kertas, kontrak, dokumen hukum, dokumen klien, naskah
cetak, gambar, dan desain masih memegang peraan besar di banyak kantor.
b. Tata Letak Toko Eceran
Merupakan sebuah pendekatan yang
berkaitan dengan aliran pengalokasian ruang dan merespon pada perilaku
konsumen. Layout ini didasarkan pada ide
bahwa penjualan dan keuntungan bervariasi kepada produk yang menarik perhatian
konsumen. Tujuan utama dari layout ini adalah “memaksimalkan keuntungan luas
lantai per kaki persegi”. Disamping itu ada juga konsep yang masih
diperdebatkan yaitu Biaya Penempatan (Slotting Fees) yaitu biaya yang dibayar
produsen untuk menempatkan produk mereka pada rak di rantai ritel atau
supermarket. Tata letak toko ecera jga dapat menggunakan teori servicescape . Servicescape
adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh booming dan Bitner untuk menekankan
dampak lingkungan fisik di mana suatu proses pelayanan berlangsung.
c. Tata Ruang bagi Gudang
dan Tempat Penyimpanan
Storage atau warehouse atau inventory
adalah gudang penyimpanan untuk tempat menyimpan material baik bahan baku,
barang setengah jadi maupun barang jadi yang siap dikirim ke pelanggan.
CROSS- DOCKING
Cross-docking adalah menghindari penempatan
material atau barang-barang dalam gudang dengan langsung memprosesnya saat
diterima. Artinya bahan dipindahkan langsung dari penerima untuk pengiriman dan
tidak ditempatkan dalam penyimpanan di gudang.
RANDOM STOCKING
Automatic Identification System
(AIS) biasanya berbentuk barcode, mengerjakan identifikasi barang secara akurat
dan cepat. Informasi ini dapat digunakan dengan operator manusia atau dengan
ASRS untuk memuat unit di mana pun di dalam gudang-secara acak. Jumlah dan
lokasi persediaan yang akurat berarti pemanfaatan fasilitas keseluruhan secara
potensial karena ruang tidak perlu dipersiapkan untuk unit penjaga persediaan
(stock-keeping unit-SKU) atau keluarga komponen. Sistem random stocking yang
terkomputasi meliputi tugas-tugas berikut: membuat daftar lokasi “terbuka” atau
yang tersedia, membuat catatan persediaan sekarang secara akurat dan juga
lokasinya, mengurutkan barang-barang dalam urutan tertentu untuk meminimalkan
waktu perjalanan yang dibutuhkan untuk “mengambil” pesanan, menggabungkan
pesanan untuk mengurangi waktu penjemputan, menugaskan barang atau sekumpulan
barang tertentu, seperti barang-barang yang sering digunakan pada wilayah
gudang tertentu sehingga jarak tempuh total dalam gudang dapat diminimalkan.
CUSTOMIZING
Gudang dapat menjadi tempat di mana nilai
produk ditambahkan melalui kustomisasi. Kustomisasi gudang biasanya merupakan
cara yang baik dalam menghasilkan keunggulan bersaing pada pasar di mana
terdapat perubahan produknya terjadi sangat cepat. Sebagai contoh, gudang dapat
menjadi tempat di mana komponen computer dipasang, peranti lunaknya dimuat, dan
perbaikannya dilakukan. Gudang juga menyediakan label dan pengemasan yang
terkostumisasi untuk pedagang eceran sehingga barang yang datang dapat langsung
dipajang.
d.
Tata Ruang Posisi Tetap
Pada tata letak ini, proyek tetap berada
di satu tempat, sementara para pekerja dan peralatan datang ke tempat tersebut.
Contoh jenis proyek seperti ini adalah proyek pembuatan kapal, jalan laying,
jembatan, rumah dan meja operasi di ruang operasi rumah sakit. Karena
permasalahan tata letak dengan posisi tetap sulit dipecahkan di lokasi,
strategi alternative yang ada adalah melengkapi proyeknya sedapat mungkin di
luar lokasi atau berubah menjadi strategi yang lebih berorientasi pada produk.
e.
Tata Ruang Berorientasi Proses
Tata letak yang berorientasi pada proses
(process-oriented layout) dapat menangani beragam barang atau jasa secara
bersamaan. Ini merupakan cara tradisional untuk mendukung sebuah strategi
diferensiasi produk. Tata letak ini paling efisien di saat produk yang memiliki
persyaratan berbeda, atau di saat penanganan pelanggan, pasien atau klien
dengan kebutuhan yang berbeda. Tata letak yang berorientasi pada proses
biasanya memiliki strategi volume rendah dengan variasi tinggi.
Biaya bagi penanganan material dalam
pendekatan ini bergantung pada ; (1) jumlah muatan (orang) yang dipindahkan
antardua departemen pada periode waktu tertentu dan (2) biaya terkait jarak
dalam memindahkan muatan (atau orang) antardepartemen. Biaya diasumsikan
sebagai sebagai suatu jarak antar departemen. Hal tersebut dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Meminimalkan Biaya
di mana :
n
= jumlah total pusat kerja
atau departemen
I,
j = departemen individual
Xij =
jumlah muatan yang dipindahkan dari departemen I ke
departemen
j
Cij = biaya pemindahan muatan antara
departemen I dan
departemen j
f. Tata letak Sel Kerja
Pengaturan sel kerja digunakan di saat
volume memerlukan pengaturan khusus mesin dan peralatan. Dalam lingkungan
manufaktur, teknologi kelompok mengidentifikasi produk yang memiliki
karakteristik sama dan kemungkinkan tidak hanya batch tertentu (sebagai contoh,
beberapa unit dari produk yang sama) tetapi juga sekumpulan batch, untuk diproses
dalam sel kerja tertentu. Walaupun ide sel kerja pertama kali diperkenalkan
oleh R. E. Flanders pada tahun 1925, hanya dengan meningkatnya penggunaan
teknologi kelompok maka teknik tersebut semakin teruji.
Ide sel kerja (work cell) adalah untuk
mengatur ulang orang dan mesin yang biasanya tersebar pada departemen proses
yang beragam dan sewaktu-waktu mengatur mereka dalam sebuah kelompok kecil,
sehingga mereka dapat memusatkan perhatian dalam membuat satu produk atau
sekumpulan produk yang saling berkaitan. Oleh karena itu, sel kerja dibangun di
sekitar produk. Sel kerja ini dikonfigurasi ulang sewaktu desain atau volume
produk berubah. Keunggulan Sel kerja adalah: mengurangi persediaan bahan
setengah jadi karena sel kerja di-set untuk menghasilkan keseimbangan aliran
dari mesin ke mesin, ruang yang dibutuhkan lebih sedikit karena berkurangnya
persediaan bahan setengah jadi yang diperlukan di antara mesin, mengurangi
persediaan bahan baku dan barang jadi karena adanya bahan setengah jadi yang
lebih sedikit, menyebabkan adanya pergerakan bahan yang lebih cepat melalui sel
kerja, mengurangi biaya tenaga kerja langsung karena adanya peningkatan
komunikasi antar karyawan, aliran bahan yang lebih baik, dan penjadwalan yang
lebih baik, meningkatkan partisipasi karyawan dalam organisasi dan produk
karena karyawan dapat menerima tanggung jawab yang lebih dan kualitas produk
yang dikaitkan secara Iangsung kepada mereka dan sel kerja mereka, meningkatkan
penggunaan peralatan dan mesin karena adanya penjadwalan yang lebih baik dan
aliran bahan yang lebih cepat, mengurangi modal pada mesin dan peralatan karena
tingkat pemanfaatan fasilitas yang baik mengurangi jumlah mesin dan jumlah
peralatan dan perangkat.
SYARAT
SEL KERJA
Persyaratan produksi selular meliputi:
· Identifikasi
produk, sering kali dengan menggunakan kode teknologi kelompok atau yang
sejenisnya.
· Tingkat
pelatihan dan fleksibilitas karyawan yang tinggi.
· Sel
kerja dibangun pertama kali oleh dukungan staf, atau karyawan yang fleksibel
dan imajinatif.
· Pengujian
(poka-yoke) terdapat pada setiap stasiun dalam sel.
g. Mengisi dan Menyeimbangkan Sel Kerja
Produksi yang efisien dalam sel kerja
membutuhkan pengisian staf yang tepat. Hal ini melibatkan dua langkah: menentukan
waktu takt yaitu laju produksi barang yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan
pelanggan, menentukan jumlah operator yang dibutuhkan. Artinya kita bagi waktu
operasi total dalam sel kerja dengan waktu takt.
Waktu takt = total waktu yang tersedia /
unit diperlukan
h.
Tata Letak Berorientasi Produk
Tata letak yang berorientasi pada produk
disusun di sekeliling produk atau keluarga produk yang sama yang memiliki
volume tinggi dan bervariasi rendah. Produksi yang berulang dan kontinu,
menggunakan tata letak produk. Asumsi yang digunakan adalah: volume yang ada
mencukupi untuk utilisasi peralatan yang tinggi, permintaan produk cukup stabil
untuk memberikan kepastian akan penanaman modal yang besar untuk peralatan
khusus, produk distandarisasi atau mendekati sebuah fase dalam siklus hidupnya,
yang memberikan penilaian adanya penanaman modal pada peralatan khusus, pasokan
bahan baku dan komponen mencukupi dan mempunyai kualitas yang seragam (cukup
terstandarisasi) untuk memastikan bahwa mereka dapat dikerjakan dengan
peralatan khusus tersebut.
i.
Keseimbangan
Lini Perakitan
Lini perakitan biasanya dilaksanakan untuk
meminimalkan ketidakseimbangan antara mesin atau karyawan dan memenuhi output
yang dibutuhkan dari lini perakitan.
Diagram preseden
Diagram tersebut membantu menstruktur lini
perakitan dan stasiun kerja, serta membuat kita semakin mudah memvisualisasikan
langkah – langkah tugasnya. Berikut prosedur formal untuk mengerjakan
penyeimbangan lini :
a) Mengidentifikasi daftar tugas utama.
b) Menghilangkan tugas – tugas yang telah
diberikan pada stasiun
kerja tertentu.
c) Menghilangkan tugas – tugas yang memiliki
hubungan
preseden yang tidak dapat dipenuhi.
d) Menghilangkan tugas – tugas yang tidak
cukup waktunya untuk
dilaksanakan pada stasiun kerja.
e) Menggunakan salah satu “Heuristik”
penyeimbang lini yang
dijelaskan
pada tabel.
B.2 Profil
Perusahaan
Nama: Nippon Indosari Corpindo Tbk
Tanggal Berdiri: 08 Maret 1995, mulai beroperasi komersial
pada
tahun 1996.
Kantor Pusat: Kawasan Industri MM 2100 Jl. Selayar
blok A9, Desa
Mekarwangi, Cikarang Barat, Bekasi, Jawa Barat
PT Nippon Indosari Corpindo merupakan
patungan perusahaan Indonesia – Jepang, yaitu antara PT Sari Indoroti denan
Nissho Iwai Corporation dan Shikishima Baking Co. Ltd. Perusahaan ini bergerak
di bidang pangan, yaitu bakery dengan menggunakan merk dagang ‘Sari Roti’ dan
‘Boti’. PT Nippon Indosari Corpindo didirikan pada tanggal 8 Maret 1995.
Perusahaan pertamanya didirikan pada tanah seluas 10227 m2 yang
terletak di Kawasan Industri Jababeka Blok W, Cikarang. Ruang lingkup usaha
utama ROTI bergerak di bidang pabrikasi, penjualan dan distribusi roti (roti
tawar, roti manis, roti berlapis, cake dan bread crumb). Pendapatan utama ROTI
berasal dari penjualan roti tawar dan roti manis. Pada tanggal 18 Juni 2010,
ROTI memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran
Umum Perdana Saham ROTI (IPO) kepada masyarakat sebanyak 151.854.000 dengan
nilai nominal Rp100,- per saham saham dengan harga penawaran Rp1.250,- per
saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
tanggal 28 Juni 2010.
Nama: Fast Food
Indonesia Tbk (FAST)
Tanggal
Berdiri: 19 Juni 1978, kegiatan usaha komersial pada tahun
1979.
Kantor
pusat: Jl. M.T. Haryono, Jakarta 12810, Indonesia.
Telp
: (62-21) 830-1133, 831-3368
Fax : (62-21) 830-9384, 830-0569.
FAST adalah bergereak di bidang makanan
dan restoran. Fast Food memperoleh hak untuk mendirikan dan mengoperasikan
gerai Kentucky Fried Chicken (KFC) dari Kentucky Fried Chicken International
Holding, Inc.,. Pada tanggal 31 Maret 1993, FAST memperoleh pernyataan efektif
dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham FAST (IPO) kepada masyarakat
sebanyak 4.462.500 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga
penawaran Rp5.700,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tanggal 11 Mei 1993.
II.
PEMBAHASAN
A. PT
Nippon Corpindo Tbk.
Dari ketiga diagram diatas kita dapat
melihat bahwa PT Nippon Indosari Corpindo Tbk menggunakan tata ruang yang
berorientasi pada proses. Hal ini didasari atas pertimbangan untuk menangani
volume rendah, produksi dengan keragaman tinggi (juga disebut job shop) atau
produksi dengan jeda. Tapap-tahap proses produksi roti tawar dapat dlihat
sebagai berikut:
1. Scalling
(Penimbangan bahan baku)
Proses awal yang dilakukan sebelum proses
produksi adalah penimbangan bahan baku dan bahan penunjang. Dilakukan di ruang material
scalling.Penimbangan dilakukan setiap hari dan akan dipasok ke ruang produksi,
yaitu bagian mixing. Masing-masing bahan baku ditakar per-batch.
2.
Mixing Sponge
Merupakan
proses pencampuran awal. Pada tahap ini tepung terigu, air, ragi, dan softer
akan dicampur di dalam mesin mixer sponge. Tujuannya adalah untuk mencampurkan
bahan baku, memperbanyak sel secara merata, serta menimbulkan aroma atau
karakteristik adonan.
3.
Fermentasi Awal
Selanjutnya
hasil adonan dimasukkan kedalam box besar yang akan dimasukkan kedalam ruang
fermentasi. Tujuannya untuk mengembangkan adonan hingga mencapai volume yang
diinginkan.
4.
Mixing Dough
Dilakukan
secara dua tahap. Tahap pertama adonan yang telah difermentasi akan diaduk
kembali bersama tepung terigu dan air, tambahan gula pasir, garam, susu bubuk
skim, dan calcium propionate. Pada tahap kedua, adonan dough awal akan diberi
tambahan bahan shortening.
5.
Dividing
Merupakan
proses pembagian adonan sesuai ukuran berat tertentu.
6.
Rounding
Pada tahap ini adonan akan
dibentuk menjadi bulatan-bulatan.
7.
Intermediate Proofing
Selanjutnya,
adonan akan dilewatkan melalui conveyor menuju mesin OHP (Overheat Proofing).
Dilakukan untuk menstabilkan adonan agar dapat dibentuk dengan mudah.
8.
Pressing
Proses
pemipihan adonan dengan cara melewatkan adonan diantara roll berputar.
9.
Moulding
Adalah
proses penggulungan adonan dengan cara melewatkan adonan diantara conveyor
berjalan dan roll berputar dan dibentuk bulat panjang.
10.
Panning
Adonan
selanjutnya dibentuk huruf N, disusun pada loyang untuk membentuk alur serat
yang sejajar agar mempermudah proses trimming.
11.
Racking
Adalah
proses peletakan loyang kedalam rak-rak yang dilakukan secara manual yang akan
disusun pada rak-rak fermentasi.
12.
Final Fermentation
Merupakan
tahap pemanggangan adonan. Volume yang diharapkan adalah memenuhi 80% dari
loyang yang digunakan.
13.
Penutupan Loyang
Rak
berisi adonan hasil dari fermentasi akhir dipindahkan kedalam oven. Penutupan
loyang berfungsi agr adonan yang ada tidak mengembang melebihi dari bentuk rak
itu sendiri.
14.
Baking
Dilakukan
dengan menggunakan tunnel oven yang memiliki tiga zona pemanggangan dengan suhu
yang telh distandarkan
15.
Depanning
Proses
pengeluaran roti dari loyang yang dilakukan dengan menggunakan mesin yang
disebut depanner.
16.
Cooling Time
Proses
pendinginan roti diatas conveyor berjalan.
17.
Trimming
Roti
akan dipotong sesuai dengan ketebalannya dan ujung-ujung roti yang berbentuk
loaf akan dibuang.
18.
Packaging
Roti
yang telah dipotong akan dilewatkan melalui mesin packaging secara otomatis dan
dikemas kedalam plastik polipropilen. Masing-masing terdiri dari 10 slice roti
tawar, ditutup dengan quickloc yang telah tercantum tanggal produksi dan
kadaluwarsa produk. Selanjutnya melewati mesin metal detector.
19.
Crating
Pada
tahap ini, operator akan meletakkan dan menyusun roti-roti yang telah dikemas
kedalam krat-krat dan kemudian disimpan dalam ruang penyimpanan akhir sebelum
akhirnya didistribukan kepada penadah.
Lini produk PT Nippon Indosari
Corpindo memiliki tipe tata letak produk yang menyesuaikan tata letak
berdasarkan urutan proses produksinya. Perencanaan tata letak pada perusahaan
ini memiliki lini pengerjaan yang berbentuk garis lurus. Salah satu model
perhitungannya adalah :
Stasiun
|
Jumlah
Line
|
Kapasitas
Antrian per Line ( menit)
|
Prasyarat
|
|
Dividing A
|
1
|
443.50
|
-
|
|
Rounding B
|
1
|
1.80
|
A
|
|
Panning C
|
1
|
9.00
|
AB
|
|
Racking D
|
1
|
24.30
|
C
|
|
Penutupan Tray E
|
1
|
85.05
|
CD
|
|
Depanning F
|
1
|
60.75
|
E
|
|
Trimming G
|
1
|
162.00
|
F
|
|
Packaging H
|
1
|
0.45
|
FG
|
|
Crating I
|
1
|
18.90
|
H
|
Dengan
total waktu antrian 10 jam = 600 menit
Output
:
Station
|
Task
|
Time (Minutes)
|
Time left (Minutes)
|
Ready tasks
|
Assgnd stat work time
|
|
A
|
||||||
1
|
A
|
443,5
|
156,5
|
B
|
||
B
|
1,8
|
154,7
|
C
|
|||
C
|
9
|
145,7
|
D
|
|||
D
|
24,3
|
121,4
|
E
|
|||
E
|
85,05
|
36,35
|
F
|
563,65
|
||
2
|
F
|
60,75
|
539,25
|
G
|
||
G
|
162
|
377,25
|
H
|
|||
H
|
0,45
|
376,8
|
I
|
|||
I
|
18,9
|
357,9
|
242,1
|
|||
Total
|
Maximum
|
563,65
|
||||
Summary Statistics
|
394,25
|
|||||
Maximum cycle time
|
600
|
Minutes
|
||||
Time needed (sum of task times)
|
805,75
|
Minutes/unit
|
||||
Min (theoretical) # of stations
|
2
|
|||||
Theoretical efficiency (using MAX cycle time)
|
67,15%
|
using 600
|
||||
Actual # of stations
|
2
|
|||||
Results below based on Act cycle time
|
||||||
Act cycle time = max assigned station time
|
563,65
|
|||||
Time allocated (cycle time * # stations)
|
1127,3
|
Minutes/cycle
|
||||
Idle time (allocated-needed)
|
321,55
|
Minutes/cycle
|
||||
Efficiency (needed/allocated)
|
71,48%
|
|||||
Balance delay (1-efficiency)
|
28,52%
|
Grafik
yang disarankan :
B. Fast
Food Indonesia Tbk (FAST) / KFC
Dalam
penentuan layoutnya KFC Indonesia menggunakan pendekatan tata ruang sel kerja.
KFC membagi layiut untuk pelanggan, order, dan kitchen. Mesin dan peralatan
biasanya berada di belakang orde corner yang tersedia. Posesnya yang berulang –
ulang dan berfokus pada efisiensi dimana fokus keungggulannya adalah memberikan
makanan yang cepat saji, sehingga semakin baik menggunakan pendekatan ini untuk
memusatkan perhatian dalam membuat satu produk atau sekumpulan produk yang
saling berkaitan. Oleh karena itu, sel kerja, dibangun di sekitar produk. Beberapa alasan KFC menggunakkan pendekatan
ini dikarenakan keungguan sel kerja yaitu :
1. Mengurangi
persediaan bahan setengah jadi karena sel kerja di-set untuk menghasilkan
keseimbangan aliran dan mesin ke mesin.
2. Ruang
yang dibutuhkan lebih sedikit kanena berkurangnya persediaan bahan setengah
jadi yang diperlukan di antara mesin.
3. Mengurangi
biaya tenaga kerja langsung karena adanya peningkatan komunikasi antarkaryawan,
aliran bahan yang lebih baik, dan penjadwalan yang lebih baik.
4. Meningkatkan
partisipasi kaiyawan dalam organisasi dan produk karena karyawan dapat menerima
tanggung jawab yang lebih dan kualitas produk yang dikaitkan secara Iangsung
kepada mereka dan sel kerja mereka.
5. Meningkatkan
penggunaan peralatan dan mesin karena adanya penjadwalan yang lebih baik dan
aliran bahan yang lebih cepat.
6. Mengurangi
modal pada mesin dan peralatan karena tingkat pemanfaatan fasilitas yang baik mengurangi
jumlah mesin dan jumlah peralatan dan perkakas.
III.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses
produksi Sari Roti berjalan dengan melibatkan kerja mesin di dalamnya yang
berkesinaambungan. Lini produksi roti tawar yang kami angkat dalam paper ini
memiliki tipe tata letak produk (product layout) yang menyesuaikan susunan tata
letak berdasarkan urutan proses produksinya.
Proses
dalam antrian di Kentucky Fried Chicken menggunakan tipe tata ruang sel kerja,
pendekatan ini mendukung fokus keunggulan dari KFC sendiri yakni effisiensi
dalam penyajuan makanan siap saji (fast food) dengan konsep tata ruang yang
minimalis dan terbatas dan karyawan yag terbatas pula sehingga dapat
mempermudah komunikasi antar bagian.
REFERENSI
Render, B. Dan Heizer, J. 2015. Manajemen Operasi.
Diterjemahkan oleh Kresnohadi Ariyoto. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Wardani, P. P. 2006. Analisis Keseimbanan
Lini dalam Proses produksi Roti Tawar di PT Nippon Indosari Corpindo Cikarang,
Cikarang.
kueren, cursor saya jadi berubah
BalasHapusSaya tidak percaya ada pemberi pinjaman online asli yang begitu baik dan jujur seperti Tuan Pedro yang memberi saya pinjaman sebesar 2 juta Euro untuk melaksanakan proyek saya yang sudah lama datang dan menunggu untuk dilaksanakan tetapi dengan bantuan Petugas Tuan Pedro dan semuanya mudah bagi saya.
BalasHapusSaya akan meminta Anda untuk menghubungi Petugas Pinjaman Pedro di pedrloanss@gmail.com atau WhatsApp +393510140339