TEKS BERJALAN

EMERENSIA TANGKAS: SAYA PANCASILA. READINESS AND SACRIFICE

Senin, 27 November 2017

STRATEGI TATA RUANG



I.     PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Strategi tata ruang adalah suatu keputusan penting yang menentukan efisiensi operasi secara jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak strategis karena tata letak
menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibelitas, biaya, kualitas lingkungan kerja, kontak dengan pelanggan dan citra perusahaan. Tata letak yang efektif akan dapat menunjang pelaksanaan strategi bisnis yang telah ditetapkan perusahaan apakah diferensiasi, low cost atau respon yang cepat.
Manfaat dari strategi tata ruang adalah utilisasi ruang, peralatan, dan sumber daya manusia yang lebih tinggi, meningkatkan aliran informasi, barang dan manusia, modal karyawan yang lebih baik, juga kondisi lingkungan kerja yang lebih aman, interaksi dengan pelanggan/klien yang lebih baik dan fleksibilitas. Strategi tata ruang sendiri merupakan salah satu bagian dari materi dalam manajemen operasi yang perlu dikuasai oleh mahasiswa ekonomi. Oleh karena itu kami menyusun paper dengan judul “ Stategi – strategi Tata Ruang’ ini. Tujuan penyusunan paper ini adalah untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Manajemen Operasi.

B.  Landasan Teori
B.1. Jenis-jenis Tata Ruang
a. Tata Letak Kantor
Adalah cara mengelompokkan pekerja, perlengkapan pekerja, dan ruang dengan mempertimbangkan kenyamanan, keamanan, dan pergerakan informasi. Hal yang membedakan antar layout kantor dan pabrik adalah pada kepentingan informasi. Tata letak dan fungsi kantor terus berubah akibat perubahan teknologi. Walaupun begitu, analisis tata letak kantor masih memerlukan pendekatan berbasis tugas, korespondensi lewat kertas, kontrak, dokumen hukum, dokumen klien, naskah cetak, gambar, dan desain masih memegang peraan besar di banyak kantor.
              b. Tata Letak Toko Eceran
            Merupakan sebuah pendekatan yang berkaitan dengan aliran pengalokasian ruang dan merespon pada perilaku konsumen.  Layout ini didasarkan pada ide bahwa penjualan dan keuntungan bervariasi kepada produk yang menarik perhatian konsumen. Tujuan utama dari layout ini adalah “memaksimalkan keuntungan luas lantai per kaki persegi”. Disamping itu ada juga konsep yang masih diperdebatkan yaitu Biaya Penempatan (Slotting Fees) yaitu biaya yang dibayar produsen untuk menempatkan produk mereka pada rak di rantai ritel atau supermarket. Tata letak toko ecera jga dapat menggunakan teori servicescape . Servicescape adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh booming dan Bitner untuk menekankan dampak lingkungan fisik di mana suatu proses pelayanan berlangsung.
c. Tata Ruang bagi Gudang dan Tempat Penyimpanan
Storage atau warehouse atau inventory adalah gudang penyimpanan untuk tempat menyimpan material baik bahan baku, barang setengah jadi maupun barang jadi yang siap dikirim ke pelanggan.
CROSS- DOCKING
Cross-docking adalah menghindari penempatan material atau barang-barang dalam gudang dengan langsung memprosesnya saat diterima. Artinya bahan dipindahkan langsung dari penerima untuk pengiriman dan tidak ditempatkan dalam penyimpanan di gudang.
                   RANDOM STOCKING
            Automatic Identification System (AIS) biasanya berbentuk barcode, mengerjakan identifikasi barang secara akurat dan cepat. Informasi ini dapat digunakan dengan operator manusia atau dengan ASRS untuk memuat unit di mana pun di dalam gudang-secara acak. Jumlah dan lokasi persediaan yang akurat berarti pemanfaatan fasilitas keseluruhan secara potensial karena ruang tidak perlu dipersiapkan untuk unit penjaga persediaan (stock-keeping unit-SKU) atau keluarga komponen. Sistem random stocking yang terkomputasi meliputi tugas-tugas berikut: membuat daftar lokasi “terbuka” atau yang tersedia, membuat catatan persediaan sekarang secara akurat dan juga lokasinya, mengurutkan barang-barang dalam urutan tertentu untuk meminimalkan waktu perjalanan yang dibutuhkan untuk “mengambil” pesanan, menggabungkan pesanan untuk mengurangi waktu penjemputan, menugaskan barang atau sekumpulan barang tertentu, seperti barang-barang yang sering digunakan pada wilayah gudang tertentu sehingga jarak tempuh total dalam gudang dapat diminimalkan.
CUSTOMIZING
Gudang dapat menjadi tempat di mana nilai produk ditambahkan melalui kustomisasi. Kustomisasi gudang biasanya merupakan cara yang baik dalam menghasilkan keunggulan bersaing pada pasar di mana terdapat perubahan produknya terjadi sangat cepat. Sebagai contoh, gudang dapat menjadi tempat di mana komponen computer dipasang, peranti lunaknya dimuat, dan perbaikannya dilakukan. Gudang juga menyediakan label dan pengemasan yang terkostumisasi untuk pedagang eceran sehingga barang yang datang dapat langsung dipajang.

d. Tata Ruang Posisi Tetap
Pada tata letak ini, proyek tetap berada di satu tempat, sementara para pekerja dan peralatan datang ke tempat tersebut. Contoh jenis proyek seperti ini adalah proyek pembuatan kapal, jalan laying, jembatan, rumah dan meja operasi di ruang operasi rumah sakit. Karena permasalahan tata letak dengan posisi tetap sulit dipecahkan di lokasi, strategi alternative yang ada adalah melengkapi proyeknya sedapat mungkin di luar lokasi atau berubah menjadi strategi yang lebih berorientasi pada produk.
e. Tata Ruang Berorientasi Proses
Tata letak yang berorientasi pada proses (process-oriented layout) dapat menangani beragam barang atau jasa secara bersamaan. Ini merupakan cara tradisional untuk mendukung sebuah strategi diferensiasi produk. Tata letak ini paling efisien di saat produk yang memiliki persyaratan berbeda, atau di saat penanganan pelanggan, pasien atau klien dengan kebutuhan yang berbeda. Tata letak yang berorientasi pada proses biasanya memiliki strategi volume rendah dengan variasi tinggi.
Biaya bagi penanganan material dalam pendekatan ini bergantung pada ; (1) jumlah muatan (orang) yang dipindahkan antardua departemen pada periode waktu tertentu dan (2) biaya terkait jarak dalam memindahkan muatan (atau orang) antardepartemen. Biaya diasumsikan sebagai sebagai suatu jarak antar departemen. Hal tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :
Meminimalkan Biaya
di mana :
n              = jumlah total pusat kerja atau departemen
I, j            = departemen individual
Xij           = jumlah muatan yang dipindahkan dari departemen I ke
                   departemen j
Cij           = biaya pemindahan muatan antara departemen I dan
   departemen j
f. Tata letak Sel Kerja
Pengaturan sel kerja digunakan di saat volume memerlukan pengaturan khusus mesin dan peralatan. Dalam lingkungan manufaktur, teknologi kelompok mengidentifikasi produk yang memiliki karakteristik sama dan kemungkinkan tidak hanya batch tertentu (sebagai contoh, beberapa unit dari produk yang sama) tetapi juga sekumpulan batch, untuk diproses dalam sel kerja tertentu. Walaupun ide sel kerja pertama kali diperkenalkan oleh R. E. Flanders pada tahun 1925, hanya dengan meningkatnya penggunaan teknologi kelompok maka teknik tersebut semakin teruji.
Ide sel kerja (work cell) adalah untuk mengatur ulang orang dan mesin yang biasanya tersebar pada departemen proses yang beragam dan sewaktu-waktu mengatur mereka dalam sebuah kelompok kecil, sehingga mereka dapat memusatkan perhatian dalam membuat satu produk atau sekumpulan produk yang saling berkaitan. Oleh karena itu, sel kerja dibangun di sekitar produk. Sel kerja ini dikonfigurasi ulang sewaktu desain atau volume produk berubah. Keunggulan Sel kerja adalah: mengurangi persediaan bahan setengah jadi karena sel kerja di-set untuk menghasilkan keseimbangan aliran dari mesin ke mesin, ruang yang dibutuhkan lebih sedikit karena berkurangnya persediaan bahan setengah jadi yang diperlukan di antara mesin, mengurangi persediaan bahan baku dan barang jadi karena adanya bahan setengah jadi yang lebih sedikit, menyebabkan adanya pergerakan bahan yang lebih cepat melalui sel kerja, mengurangi biaya tenaga kerja langsung karena adanya peningkatan komunikasi antar karyawan, aliran bahan yang lebih baik, dan penjadwalan yang lebih baik, meningkatkan partisipasi karyawan dalam organisasi dan produk karena karyawan dapat menerima tanggung jawab yang lebih dan kualitas produk yang dikaitkan secara Iangsung kepada mereka dan sel kerja mereka, meningkatkan penggunaan peralatan dan mesin karena adanya penjadwalan yang lebih baik dan aliran bahan yang lebih cepat, mengurangi modal pada mesin dan peralatan karena tingkat pemanfaatan fasilitas yang baik mengurangi jumlah mesin dan jumlah peralatan dan perangkat.
SYARAT SEL KERJA
Persyaratan produksi selular meliputi:
·      Identifikasi produk, sering kali dengan menggunakan kode teknologi kelompok atau yang sejenisnya.
·      Tingkat pelatihan dan fleksibilitas karyawan yang tinggi.
·      Sel kerja dibangun pertama kali oleh dukungan staf, atau karyawan yang fleksibel dan imajinatif.
·      Pengujian (poka-yoke) terdapat pada setiap stasiun dalam sel.
g. Mengisi dan Menyeimbangkan Sel Kerja
Produksi yang efisien dalam sel kerja membutuhkan pengisian staf yang tepat. Hal ini melibatkan dua langkah: menentukan waktu takt yaitu laju produksi barang yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan pelanggan, menentukan jumlah operator yang dibutuhkan. Artinya kita bagi waktu operasi total dalam sel kerja dengan waktu takt.
Waktu takt = total waktu yang tersedia / unit diperlukan
h. Tata Letak Berorientasi Produk
Tata letak yang berorientasi pada produk disusun di sekeliling produk atau keluarga produk yang sama yang memiliki volume tinggi dan bervariasi rendah. Produksi yang berulang dan kontinu, menggunakan tata letak produk. Asumsi yang digunakan adalah: volume yang ada mencukupi untuk utilisasi peralatan yang tinggi, permintaan produk cukup stabil untuk memberikan kepastian akan penanaman modal yang besar untuk peralatan khusus, produk distandarisasi atau mendekati sebuah fase dalam siklus hidupnya, yang memberikan penilaian adanya penanaman modal pada peralatan khusus, pasokan bahan baku dan komponen mencukupi dan mempunyai kualitas yang seragam (cukup terstandarisasi) untuk memastikan bahwa mereka dapat dikerjakan dengan peralatan khusus tersebut.
i.      Keseimbangan Lini Perakitan
Lini perakitan biasanya dilaksanakan untuk meminimalkan ketidakseimbangan antara mesin atau karyawan dan memenuhi output yang dibutuhkan dari lini perakitan.
Diagram preseden
Diagram tersebut membantu menstruktur lini perakitan dan stasiun kerja, serta membuat kita semakin mudah memvisualisasikan langkah – langkah tugasnya. Berikut prosedur formal untuk mengerjakan penyeimbangan lini :
a)     Mengidentifikasi daftar tugas utama.
b)      Menghilangkan tugas – tugas yang telah diberikan pada stasiun
         kerja tertentu.
c)     Menghilangkan tugas – tugas yang memiliki hubungan
         preseden yang tidak dapat dipenuhi.
d)      Menghilangkan tugas – tugas yang tidak cukup waktunya untuk
        dilaksanakan pada stasiun kerja.
e)      Menggunakan salah satu “Heuristik” penyeimbang lini yang
         dijelaskan pada tabel.
B.2 Profil Perusahaan
Nama: Nippon Indosari Corpindo Tbk
Tanggal Berdiri: 08 Maret 1995, mulai beroperasi komersial pada
tahun 1996.
Kantor Pusat: Kawasan Industri MM 2100 Jl. Selayar blok A9, Desa
Mekarwangi, Cikarang Barat, Bekasi, Jawa Barat
PT Nippon Indosari Corpindo merupakan patungan perusahaan Indonesia – Jepang, yaitu antara PT Sari Indoroti denan Nissho Iwai Corporation dan Shikishima Baking Co. Ltd. Perusahaan ini bergerak di bidang pangan, yaitu bakery dengan menggunakan merk dagang ‘Sari Roti’ dan ‘Boti’. PT Nippon Indosari Corpindo didirikan pada tanggal 8 Maret 1995. Perusahaan pertamanya didirikan pada tanah seluas 10227 m2 yang terletak di Kawasan Industri Jababeka Blok W, Cikarang. Ruang lingkup usaha utama ROTI bergerak di bidang pabrikasi, penjualan dan distribusi roti (roti tawar, roti manis, roti berlapis, cake dan bread crumb). Pendapatan utama ROTI berasal dari penjualan roti tawar dan roti manis. Pada tanggal 18 Juni 2010, ROTI memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ROTI (IPO) kepada masyarakat sebanyak 151.854.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham saham dengan harga penawaran Rp1.250,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 28 Juni 2010.

     Nama: Fast Food Indonesia Tbk (FAST)
Tanggal Berdiri: 19 Juni 1978, kegiatan usaha komersial pada tahun
1979.
Kantor pusat: Jl. M.T. Haryono, Jakarta 12810, Indonesia.
Telp : (62-21) 830-1133, 831-3368
 Fax : (62-21) 830-9384, 830-0569.
FAST adalah bergereak di bidang makanan dan restoran. Fast Food memperoleh hak untuk mendirikan dan mengoperasikan gerai Kentucky Fried Chicken (KFC) dari Kentucky Fried Chicken International Holding, Inc.,. Pada tanggal 31 Maret 1993, FAST memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham FAST (IPO) kepada masyarakat sebanyak 4.462.500 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp5.700,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 11 Mei 1993.



II.                PEMBAHASAN
A.    PT Nippon Corpindo Tbk.





Dari ketiga diagram diatas kita dapat melihat bahwa PT Nippon Indosari Corpindo Tbk menggunakan tata ruang yang berorientasi pada proses. Hal ini didasari atas pertimbangan untuk menangani volume rendah, produksi dengan keragaman tinggi (juga disebut job shop) atau produksi dengan jeda. Tapap-tahap proses produksi roti tawar dapat dlihat sebagai berikut:
1.    Scalling (Penimbangan bahan baku)
Proses awal yang dilakukan sebelum proses produksi adalah penimbangan bahan baku dan bahan penunjang. Dilakukan di ruang material scalling.Penimbangan dilakukan setiap hari dan akan dipasok ke ruang produksi, yaitu bagian mixing. Masing-masing bahan baku ditakar per-batch.
2.         Mixing Sponge
Merupakan proses pencampuran awal. Pada tahap ini tepung terigu, air, ragi, dan softer akan dicampur di dalam mesin mixer sponge. Tujuannya adalah untuk mencampurkan bahan baku, memperbanyak sel secara merata, serta menimbulkan aroma atau karakteristik adonan.
3.         Fermentasi Awal
Selanjutnya hasil adonan dimasukkan kedalam box besar yang akan dimasukkan kedalam ruang fermentasi. Tujuannya untuk mengembangkan adonan hingga mencapai volume yang diinginkan.
4.                   Mixing Dough
Dilakukan secara dua tahap. Tahap pertama adonan yang telah difermentasi akan diaduk kembali bersama tepung terigu dan air, tambahan gula pasir, garam, susu bubuk skim, dan calcium propionate. Pada tahap kedua, adonan dough awal akan diberi tambahan bahan shortening.
5.                   Dividing
Merupakan proses pembagian adonan sesuai ukuran berat tertentu.
6.                   Rounding
Pada tahap ini adonan akan dibentuk menjadi bulatan-bulatan.
7.                   Intermediate Proofing
Selanjutnya, adonan akan dilewatkan melalui conveyor menuju mesin OHP (Overheat Proofing). Dilakukan untuk menstabilkan adonan agar dapat dibentuk dengan mudah.
8.                   Pressing
Proses pemipihan adonan dengan cara melewatkan adonan diantara roll berputar.
9.                   Moulding
Adalah proses penggulungan adonan dengan cara melewatkan adonan diantara conveyor berjalan dan roll berputar dan dibentuk bulat panjang.
10.               Panning
Adonan selanjutnya dibentuk huruf N, disusun pada loyang untuk membentuk alur serat yang sejajar agar mempermudah proses trimming.
11.               Racking
Adalah proses peletakan loyang kedalam rak-rak yang dilakukan secara manual yang akan disusun pada rak-rak fermentasi.
12.               Final Fermentation
Merupakan tahap pemanggangan adonan. Volume yang diharapkan adalah memenuhi 80% dari loyang yang digunakan.
13.               Penutupan Loyang
Rak berisi adonan hasil dari fermentasi akhir dipindahkan kedalam oven. Penutupan loyang berfungsi agr adonan yang ada tidak mengembang melebihi dari bentuk rak itu sendiri.
14.               Baking
Dilakukan dengan menggunakan tunnel oven yang memiliki tiga zona pemanggangan dengan suhu yang telh distandarkan
15.               Depanning
Proses pengeluaran roti dari loyang yang dilakukan dengan menggunakan mesin yang disebut depanner.
16.               Cooling Time
Proses pendinginan roti diatas conveyor berjalan.
17.               Trimming
Roti akan dipotong sesuai dengan ketebalannya dan ujung-ujung roti yang berbentuk loaf akan dibuang.
18.               Packaging
Roti yang telah dipotong akan dilewatkan melalui mesin packaging secara otomatis dan dikemas kedalam plastik polipropilen. Masing-masing terdiri dari 10 slice roti tawar, ditutup dengan quickloc yang telah tercantum tanggal produksi dan kadaluwarsa produk. Selanjutnya melewati mesin metal detector.
19.               Crating
Pada tahap ini, operator akan meletakkan dan menyusun roti-roti yang telah dikemas kedalam krat-krat dan kemudian disimpan dalam ruang penyimpanan akhir sebelum akhirnya didistribukan kepada penadah.
            Lini produk PT Nippon Indosari Corpindo memiliki tipe tata letak produk yang menyesuaikan tata letak berdasarkan urutan proses produksinya. Perencanaan tata letak pada perusahaan ini memiliki lini pengerjaan yang berbentuk garis lurus. Salah satu model perhitungannya adalah :
Stasiun
Jumlah Line
Kapasitas Antrian per Line ( menit)
Prasyarat


Dividing A
1
443.50
-

Rounding B
1
1.80
A

Panning C
1
9.00
AB

Racking D
1
24.30
C

Penutupan Tray E
1
85.05
CD

Depanning F
1
60.75
E

Trimming G
1
162.00
F

Packaging H
1
0.45
FG

Crating I
1
18.90
H

Dengan total waktu antrian 10 jam = 600 menit
Output :
Station
Task
Time (Minutes)
Time left (Minutes)
Ready tasks
Assgnd stat work time






A


1
A
443,5
156,5
B



B
1,8
154,7
C



C
9
145,7
D



D
24,3
121,4
E



E
85,05
36,35
F
563,65

2
F
60,75
539,25
G



G
162
377,25
H



H
0,45
376,8
I



I
18,9
357,9

242,1



Total

Maximum
563,65

Summary Statistics


394,25



Maximum cycle time
600
Minutes




Time needed (sum of task times)
805,75
Minutes/unit




Min (theoretical) # of stations
2





Theoretical efficiency (using MAX cycle time)
67,15%
using 600




Actual # of stations
2





Results below based on Act cycle time






Act cycle time = max assigned station time
563,65





Time allocated (cycle time * # stations)
1127,3
Minutes/cycle




Idle time (allocated-needed)
321,55
Minutes/cycle




Efficiency (needed/allocated)
71,48%





Balance delay (1-efficiency)
28,52%






Grafik yang disarankan :

B.     Fast Food Indonesia Tbk (FAST) / KFC
Dalam penentuan layoutnya KFC Indonesia menggunakan pendekatan tata ruang sel kerja. KFC membagi layiut untuk pelanggan, order, dan kitchen. Mesin dan peralatan biasanya berada di belakang orde corner yang tersedia. Posesnya yang berulang – ulang dan berfokus pada efisiensi dimana fokus keungggulannya adalah memberikan makanan yang cepat saji, sehingga semakin baik menggunakan pendekatan ini untuk memusatkan perhatian dalam membuat satu produk atau sekumpulan produk yang saling berkaitan. Oleh karena itu, sel kerja, dibangun di sekitar produk.  Beberapa alasan KFC menggunakkan pendekatan ini dikarenakan keungguan sel kerja yaitu :
1.      Mengurangi persediaan bahan setengah jadi karena sel kerja di-set untuk menghasilkan keseimbangan aliran dan mesin ke mesin.
2.      Ruang yang dibutuhkan lebih sedikit kanena berkurangnya persediaan bahan setengah jadi yang diperlukan di antara mesin.
3.      Mengurangi biaya tenaga kerja langsung karena adanya peningkatan komunikasi antarkaryawan, aliran bahan yang lebih baik, dan penjadwalan yang lebih baik.
4.      Meningkatkan partisipasi kaiyawan dalam organisasi dan produk karena karyawan dapat menerima tanggung jawab yang lebih dan kualitas produk yang dikaitkan secara Iangsung kepada mereka dan sel kerja mereka.
5.      Meningkatkan penggunaan peralatan dan mesin karena adanya penjadwalan yang lebih baik dan aliran bahan yang lebih cepat.
6.      Mengurangi modal pada mesin dan peralatan karena tingkat pemanfaatan fasilitas yang baik mengurangi jumlah mesin dan jumlah peralatan dan perkakas.



III.             PENUTUP
A.    Kesimpulan
Proses produksi Sari Roti berjalan dengan melibatkan kerja mesin di dalamnya yang berkesinaambungan. Lini produksi roti tawar yang kami angkat dalam paper ini memiliki tipe tata letak produk (product layout) yang menyesuaikan susunan tata letak berdasarkan urutan proses produksinya.
Proses dalam antrian di Kentucky Fried Chicken menggunakan tipe tata ruang sel kerja, pendekatan ini mendukung fokus keunggulan dari KFC sendiri yakni effisiensi dalam penyajuan makanan siap saji (fast food) dengan konsep tata ruang yang minimalis dan terbatas dan karyawan yag terbatas pula sehingga dapat mempermudah komunikasi antar bagian.




REFERENSI
Render, B. Dan Heizer, J. 2015. Manajemen Operasi. Diterjemahkan oleh Kresnohadi Ariyoto. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Wardani, P. P. 2006. Analisis Keseimbanan Lini dalam Proses produksi Roti Tawar di PT Nippon Indosari Corpindo Cikarang, Cikarang.



2 komentar:

  1. kueren, cursor saya jadi berubah

    BalasHapus
  2. Saya tidak percaya ada pemberi pinjaman online asli yang begitu baik dan jujur ​​seperti Tuan Pedro yang memberi saya pinjaman sebesar 2 juta Euro untuk melaksanakan proyek saya yang sudah lama datang dan menunggu untuk dilaksanakan tetapi dengan bantuan Petugas Tuan Pedro dan semuanya mudah bagi saya.
    Saya akan meminta Anda untuk menghubungi Petugas Pinjaman Pedro di pedrloanss@gmail.com atau WhatsApp +393510140339

    BalasHapus