TEKS BERJALAN

EMERENSIA TANGKAS: SAYA PANCASILA. READINESS AND SACRIFICE

Minggu, 24 Maret 2019

Memedi Sawah Mengajak Kita Berefleksi



Pameran seni rupa bertajuk Memedi Sawah yang ke-IV diselenggarakan di Bentara Budaya Yogyakarta. Pameran ini secara resmi dibuka untuk umum pada 23 Maret 2019 dan akan berlangsung hingga 30 Maret 2019.

Adalah Hari Budiono, seniman dibalik pameran seni rupa ini. Dimeriahkan oleh Sanggar Tari SangArt, Orkes Keronconk ‘Sakpenake’, Ni Made Purnama Sari, Taksu dan Ikhlas Experience.

Memedi Sawah yang tidak hanya
menampilkan lukisan tetapi juga replika memedi sawah dari bamboo, jerami dan sabut kelapa hingga puisi berjudul Jula-juli Memedi Sawah karya Romo G.P Sindhunata, S.J. Adapun lukisan yang ditampilkan, diantaranya Jula-juli Tahu Garit (2017), Babi Tanah 2019 (2019), Semar Mencari Raga (2019), “Meletus Balon Hijau, Dor! (2018) dan Menggantung Cemas (2018). Selain itu diangkat pula tokoh-tokoh kenamaan Indonesia mulai dari pelaku seni, jurnalis hingga tokoh politik dan negarawan.

dok. pribadi


Hadi Budiono mengangkat keprihatinan dan bencana sosial yang terjadi di Indonesia saat ini, khususnya menyongsong tahun politik 2019. Ia menggambarkan terorisme, kebencian, fitnah, hasutan, hoaks di media sosial hingga sikap saling curiga dan intoleran dalam rupa memedi sawah.

Pameran ini mengajak kita untuk merefleksikan realitas sosial yang terjadi disekitar kita. Layakkah kita menjadi takut akan teror memedi sawah? Tidakkah seharusnya kita bersatu dan bersama-sama melawan hoaks, perpecahan, terror dan keprihatinan dalam bentuk lainnya sebagai wujud cinta bagi Ibu Pertiwi?

Jula-juli Memedi Sawah karya Romo Sindhunata, S.J


Warba-warni Ayam Nagari (2018) - Akrilik, 185 x 145 cm


Menggantung Cemas (2018) - Akrilik, 145 x 185 cm

Dibuka dengan pembacaan puisi




Yogyakarta 24 Maret 2019
Emerensia Tangkas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar