source : youtube |
“Cryptocurrency adalah sebuah sistem yang mengelola berbagai mata uang digital yang dapat digunakan sebagai asset, alat tukar maupun alternatif investasi.”
Pernahkah kita
membayangkan 10 tahun kedepan kita tidak akan membutuhkan lagi benda bernama
dompet? Semua benda yang biasa kita simpan di dalamnya seperti KTP, SIM, STNK,
kartu kredit hingga uang akan tersimpan dalam penyimpanan telepon genggam kita
masing-masing. Inilah perkembangan teknologi yang akan terjadi dalam berbagai
lini kehidupan, tak terkecuali dalam dunia keuangan.
Fenomena baru yang
menjadi perhatian dunia dari bidang keuangan akhir-akhir ini adalah
cryptocurrency. Media-media pemberitaan, seminar-seminar keuangan hingga
diskusi kelas di fakultas-fakultas ekonomi membahas mengenai fenomena ini.
Lalu, apa sebenarnya cryptocurrency itu? Kata cryptocurrency berasal dari dua
kata yakni crypto yang berarti tersembunyi dan currency yang berarti mata uang.
Banyak yang
mengartikan cryptocurrency sebagai mata uang digital. Padahal keduanya bermakna
berbeda, meskipun saling berkaitan erat. Mata uang digital adalah mata uang
yang transaksinya dilakukan secara online. Mata uang digital tidak memiliki
bentuk fisik, namun tetap dapat digunakan untuk transaksi, mentransfer mapun ditukar dengan mata uang
lain. Sedangkan cryptocurrency adalah mekanisme bagi uang digital agar dapat
digunakan sebagai alat transaksi. Sistem ini menggunakan prinsip kriptografi
yakni kerahasiaan yang menjamin bahwa data-data tersebut hanya bisa diakses
oleh pihak-pihak tertentu saja. Kriptografi adalah bidang penelitian yang
menggunakan teknik matematis yang canggih. Sehingga bagi orang awam tentu akan
cukup rumit untuk memahaminya.
Blockchain
Berbicara mengenai
cryptocurrency tidak terlepas dari apa yang disebut dengan blockchain.
Blockchain adalah jurnal digital tempat penyimpanan data dari setiap transaksi
dalam cryptocurrency. Di dalam blockchain sendiri terdapat tiga unsur utama
yakni data, segel kode baru dan segel kode lama.
Mekanisme Blockchain
Untuk dapat
memahaminya, mungkin akan lebih mudah bila menggunakan ilustrasi. Pihak-pihak
yang melakukan transaksi dalam cryptocurrency akan terhubung satu sama lain.
Setiap pihak yang bergabung dalam proses
transaksi ini akan memiliki kode yang berbeda-beda dan tidak mungkin berubah.
Pada dasarnya cryptocurrency menggunakan konsep alogaritma yang sangat rumit
sehingga tiap transaksi akan otomatis memiliki kode segel acak, yang terbentuk
dari sistem. Disinilah tugas dari para miner, sebutan untuk pihak-pihak yang
melakukan data mining. Data mining sendiri adalah proses penyegelan transaksi.
Data yang terverifikasi akan disimpan dalam blockchain. Setiap miner akan
menebak kode secara acak, biasanya miner ini terdiri dari beberapa orang yang
bekerjasama dan tergabung dalam tim. Apabila sebuah kode ditemukan dan
terverifikasi sebagai kode yang tepat dalam proses mining, pihak tersebut akan menyebarkan
pada miner lainnya. Karena prosesnya yang rumit pihak atau tim yang berhasil
menebak kode segel yang tepat akan mendapat imbalan berupa uang digital.
Bagaimana Bila ada Anggota Baru?
Anggota baru yang
bergabung dalam tim akan mendapat semua salinan data lama. Blok baru akan
terbentuk dan terdistribusi ke semua jaringan. Selanjutnya proses mining dapat
kembali dilakukan.
Uang Digital v.s Uang Fiat
Perbedaan mendasar
dari uang digital dengan uang fiat atau uang yang biasa beredar di masyarakat secara
umum terletak pada mekanismenya. Pada uang Fiat proses transaksi akan dikelola
bank umum sebagai pihak ketiga dan diawasi oleh bank central. Uang fiat dapat
dicetak langsung oleh bank central sebagai pemangku kebijakan moneter
berdasarkan kebutuhan masyarakat. Sedangkan sifat dari uang digital adalah
terdesentralisasi, artinya tidak ada pihak ketiga yang menjadi penengah.
Transaksi terjadi secara peer-to-peer antar miner.
Cryptocurrency
yang menggunakan blockchain sebagai jurnalnya, akan melakukan perhitungan
secara matematis. Sehingga nilai mata uang digital dapat diukur, mata uang
digital ini pun dapat diprediksikan. Nilainya juga sepenuhnya bergantung pada
mekanisme pasar. Misalnya salah satu produk uang digital Bitcoin yang hanya
diciptakan sampai 21 juta koin saja. Diprediksi baru akan habis pada 2140
mendatang dan sudah disepakati sejak awal diciptakan.
Perbedaan lainnya
adalah uang fiat mendapat pengakuan sebagai mata uang sah dari pemerintah.
Sedangkan mata uang digital belum diakui sebagai mata uang sah di sebagian
besar negara. Adapun negara yang melegalkan uang digital khususnya Bitcoin
sebagai mata uang sah adalah negara asalnya Jepang, Amerika Serikat, Denmark,
Finlandia dan beberapa negara lainnya. Indonesia, Korea Selatan, Rusia, Tiongkok
dan Jerman hingga saat ini belum mengakui Bitcoin sebagai mata uang yang sah.
Nilai Cryptocurrency
Nilai mata uang
digital sepenuhnya ditentukan oleh demand dan supply di pasar, bergantung pada
kepercayaan penggunanya. Kehadirannya yang masih tergolong baru menyebabkan
volatilitas mata uang digital cukup tinggi. Serangan WannaCry beberapa waktu
lalu turut mempengaruhi fluktuasi nilai dari mata uang digital ini.
Semakin banyak
pihak yang percaya pada mata uang digital maka nilainya akan semakin tinggi.
Seperti prisip ekonomi, bila supply di pasar tinggi tetapi permintaannya rendah
maka nilai uang digital akan anjlok. Sebaliknya bila permintaan akan
cryptocurrency banyak namun ketersediaannya terbatas maka nilainya akan naik. Misalnya
saja Bitcoin pada awal 2012 hanya bernilai Rp 80 per keeping, nilainya semakin
naik dan sampai pada puncaknya pada akhir 2017 mencapai Rp 250 juta per keeping
dan kembali mengalami penurunan secara drastis pada awal 2018 menjadi Rp 104
juta per keeping Bitcoin.
Jenis-jenis Cryptocurrency
Cryptocurrency
yang pertama kali diluncurkan dan paling dikenal adalah Bitcoin. Bitcoin
merupakan suatu alat pembayaran yang diciptakan oleh sebuah tim bernama Satoshi
Nakamoto pada tahun 2009. Sistem pertukarannya menggunakan peer-to-peer,
artinya tanpa perantara dan langsung dari individu ke individu. Mata uang
digital lainnya adalah Ethereum (ETH), merupakan mata uang virtual yang dibuat
pada tahun 2014 oleh seorang pemuda berusia dua puluh tahun, yaitu Vitalik Buterin.
Hal utama yang membedakan Ethereum dengan Bitcoin adalah penerapan Smart
Contract, yang memungkinkan kamu untuk memprogram transaksi, sebelum kamu
melakukannya. Lalu ada Litecoin (LTC) sebagai perkembangan dari Bitcoin.
Diciptakan oleh Charles Lee dan resmi diluncurkan ke publik pada 2011 lalu.
Kelebihan dari Litecoin adalah durasi yang lebih singkat untuk menghasilkan
blok baru dibandingkan Bitcoin. Bila Bitcoin memakan waktu hingga 10 menit,
Litecoin mampu melakukannya hanya dalam waktu 2,5 menit. Masih banyak lagi
jenis mata uang digital lainnya. Namun, hingga saat ini Bitcoin masih tercatat
sebagai mata uang digital yang paling populer.
Nah, kita sudah
mendapat gambaran yang cukup lengkap mengenai cryptocurrency bukan? Sekarang saatnya
masuk kedalam inti yang menjadi pokok dari pembahasan ini. Pertanyaannya adalah
apakah inflasi dapat terjadi dalam cryptocurrency?
Digunakannya
blockchain dalam cryptocurrency sebenarnya dapat memprediksi jumlah uang
digital dimasa yang akan datang. Hanya dari setiap kenis uang ditigal memiliki
karakteristiknya masing-masing. Misalnya saja pada Bitcoin jumlah
ketersediaannya sudah ditetapkan sebanyak 21 juta koin saja. Jumlah
ketersediaan yang tetap ini membuat peluang untuk mengalami devaluasi menjadi
sangat minim. Sehingga dapat dikatakan tidak akan terjadi inflasi. Kepercayaan
publik terhadap Bitcoin juga membuat posisi mata uang digital ini semakin kuat
dan tidak mudah goyah. Kekuatan ini
membuat Bitcoin dapat menekan laju inflasi.
Lain halnya dengan
Litecoin, proses miningnya yang cepat dan mudah justru memungkinkan terjadi
penumpukan Litecoin. Apabila terus menumpuk dan kepercayaan pengguna uang
digital rendah, maka mungkin saja Litecoin akan mengalami inflasi. Masalah baru
yang justru muncul sebenarnya bukanlah inflasi. Tetapi dari volatilitas nilai
mata uang digital yang sangat fluktuatif. Turunnya nilai Bitcoin yang begitu
ekstrem misalnya dari Rp 290 juta menjadi Rp 80 juta per keeping dalam hitungan
hari, menimbulkan masalah psikologis bagi para pemainnya. Terutama mereka yang
mengalami kerugian. Bahkan dikabarkan memakan korban bunuh diri di China karena
loss trading pada cryptocurrency.
Oleh : Emerensia Tangkas Alma Wratsari
November 2018
Sumber Referensi :
Andika, Dwiky. “Pengertian
Kriptografi”. it-jurnal.com. < https://www.it-jurnal.com/pengertian-dan-sejarah-kriptografi/
Eka, Randi. “Mengenal
Cryptocurrency dan Mekanisme Transaksinya”. dailysocial.id. 15 Maret 2018 <
https://dailysocial.id/post/mengenal-cryptocurrency-dan-mekanisme-transaksinya
Coinvestasi. “Beda Mata Uang Digital Dan Kripto
(Cryptocurrency)”. coinvestasi.com. 10 April 2018 < https://coinvestasi.com/tips/beda-mata-uang-digital-dan-kripto-cryptocurrency/
Coinvestasi. “Ini Penjelasan Turun-Naiknya Harga
Cryptocurrency!”. coinvestasi.com. 22 Sebtember 2018 <
https://coinvestasi.com/belajar/ini-penjelasan-turun-naiknya-harga-cryptocurrency/
Eka, Randi. “Jenis-Jenis Cryptocurrency, Kelebihan dan
Kekurangannya”. dailysocial.id. 16 April 2018 < https://dailysocial.id/post/jenis-jenis-cryptocurrency-kelebihan-dan-kekurangannya
Hokage, Mr. “Akhir dari Crypto???”. id.tradingview.com.
15 November 2018 < https://id.tradingview.com/chart/BTCUSD/8OjZGMig/
Pratama, Aditya Hadi. “Kumpulan Cryptocurrency dengan
Kapitalisasi Pasar Terbesar di Dunia”. id.techinasia.com. 10 April 2018 < https://id.techinasia.com/kumpulan-jenis-cryptocurrency
Tangkas, Emerensia. “Amankah Bertransaksi dengan Bitcoin?”. emerensiataw.blogspot.com. 22 Sebtember 2018 < http://emerensiataw.blogspot.com/2018/10/amankah-bertransaksi-dengan-bitcoin.html#more
Casino Rewards Login Page - JtmHub.com
BalasHapusLogin to Casino Rewards with the JtmHub Casino Rewards login 오산 출장샵 page. titanium tubing Login to Casino Rewards through the Casino Rewards link on 광양 출장마사지 the top 창원 출장마사지 left of the 경상남도 출장안마 page.