TEKS BERJALAN

EMERENSIA TANGKAS: SAYA PANCASILA. READINESS AND SACRIFICE

Minggu, 15 April 2018

Kunjungan ke Sasmita Agri Waluya

Makalah ini saya posting dengan tujuan memberikan informasi dan referensi sekaligus bentuk terima kasih kepada Sasmita Agri Waluya atas edukasi yang diberikan dan HMPSM FE UAJY sebagai fasilitaor atas kunjungan.


LAPORAN MANAGEMENT COURSE
                                SASMITA AGRI WALUYA





Oleh Kelompok 2 :

Emerensia Tangkas Alma Wratsari              160322471

Yonathan Elgan Hermanto                           160322657
Agustina Eka Lusi Putriana                         160322721
Andrea Zandiska Panjaitan                          150322160
Ranita Ananda BR Tarigan                          150322292


Universitas Atma Jaya Yogyakarta
2017/2018



I. Pendahuluan
       Dunia bisnis kini menjelma menjadi suatu trend bagi berbagai kalangan. Banyak orang berlomba-lomba membangun berbagai macam bisnis diberbagai bidang sehingga mampu mendatangkan keuntungan. Namun diantara mereka, tidak semua memiliki kemampuan yang mumpuni dalam berbisnis. Padahal, pengalaman dan pengetahuan yang baik dalam berbisnis merupakan komponen penting bagi seseorang dalam merintis dan mengembangkan bisnisnya. 
       Salah satu dasar penting dalam bisnis adalah kemampuan mengimplementasikan empat pilar manajemen yaitu Sumber Daya Manusia, Operasi, Pemasaran dan Keuangan. Tidak hanya menguasai teori saja namun praktik secara langsung dalam pengelolaan karyawan, pemrosesan input menjadi output, pemasaran produk atau jasa hingga pengelolaan keuangan organisasi bisnis.
       Pentingnya memiliki pengetahuan dan pengalaman bisnis tersebut mendorong kami untuk melakukan kunjungan ke Usaha Kecil Menengah atau yang sering disingkat dengan UKM. Kegiatan ini bertujuan sebagai sarana pembelajaran secara langsung bagi mahasiswa/mahasiswi serta mengaplikasikan pilar-pilar Manajemen di dunia kerja nantinya. Terlepas dari itu, acara ini juga bisa menjalin relasi dan hubungan kerja sama antara HMPSM FE UAJY dengan UKM yang akan kami kunjungi. Oleh sebab itu, kami HMPSM FE UAJY mengadakan kegiatan Management Course bertemakan “Learn Out, Get Your Experience”.

I.              Tujuan Kegiatan
·      Sebagai sarana bagi para peserta untuk memahami pengaplikasian pilar - pilar Manajemen di dunia kerja, khususnya UKM.
·      Menjalin relasi dan hubungan kerja sama sponsorship antara HMPSM FE UAJY dengan UKM di sekitar Yogyakarta.
·      Menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peserta dalam dunia bisnis.
·      Sebagai bekal bagi para peserta baik dalam membangun usaha sendiri ataupun dalam dunia kerja dimasa depan.



II. Isi
A.    Profil UMKM
Grahatma Sasmita Agri Waluya merupakan Lembaga yang bergerak dibidang pertanian organik. Dipilihnya gerakan pertanian alami berawal dari keprihatinan paguyuban ini karena kemerosotan lingkungan oleh penggunaan zat kimia sintetis untuk pertanian.
Adapun mandat yang diemban Paguyuban Grahatma Sasmita Agri Waluya diantaranya :
a.       Menjadi model pertanian yang di kelola secara alami dari hulu hingga hilir, yaitu sejak dari awal persiapan lahan hingga paska panen;
b.      Menyebarluaskan nilai-nilai yang diwariskan oleh leluhur melalui pertanian alami untuk senantiasa merawat lingkungan, sosial dan budaya lokal;
c.       Memfasilitasi proses pembelajaran para petani demi terwujudnya agen pemberdaya yang mampu meningkatkan kualitas kehidupan;
d.      Memfasilitasi produsen dan konsumen untuk mewujudkan perdagangan yang adil dan terbuka (fair trade)
Adapun pengejawantahan mandate tersebut dijabarkan dalam beberapa aktivitas, yakni :
a.    Pengejawantahan mandat tersebut dijabarkan dalam aktivitas;
b.   Sarana prasarana produksi dan teknologi;
c.    Produksi dan pergudangan;
d.   Paska produksi;
e.    Pengorganisasian;
f.     Pendidikan konsumen dan perluasan jaringan
Layanan yang diselenggarakan diantaranya :
a.    Fasilitasi tentang pertanian alami;
b.   Pelatihan replikasi pertanian alami;
c.    Pelatihan pengorganisasian komunitas
Grahatma Sasmita Agri Waluya bekerja sama dengan semua sektor yang memiliki kepedulian yang sama.

Jaminan mutu dari produk-produk Sasmita Agri Waluya adalah ALAMI;
a.       Asli, bahwa produk yang dihasilkan adalah produk lokal dan jelas asal-usulnya;
b.      Langgeng, menjaga keberlanjutan dari produk alami yang dihasilkan;
c.       Aman,  produk yang di kelola secara alami dan baik untuk kesehatan;
d.      Multikultur, keberagaman jenis produk alami;
e.       Inovatif, penerapan teknologi ramah lingkungan dan produk pangan serta produk olahan.
Ragam Produk Sasmita:
a.          Beras putih (Cianjur, Mentik Wangi, Mentik Susu, Jasmin, Rojolele);
b.         Beras warna (Merah Andel, Hitam Jawa, Hitam Melik);
c.          Beras campur (Merah-Hitam-Putih, Merah-Putih, Merah-Hitam, Hitam-Putih);
d.         Beras pecah kulit;  
e.          Ketan (Hitam dan Putih);
f.           Tepung (Beras dan Ketan)
g.         Bekatul;
h.         Jamur Tiram;
i.           Kacang (Kacang Hijau, Kacang Merah, Kedelai);
j.           Sayur mayur (Kailan, Selada, Sawi, Bayam, Kangkung, Terong, Cabe);
k.         Aneka makanan dan minuman olahan;
l.           Pellet ikan.


B.     Waktu & Tempat Kegiatan
Hari, tanggal                    : Senin, 2 April 2018
Waktu                              : 07.00 – 16.40 WIB
Tempat                             : Grahatma Semesta, Dusun Plaosan RT 06 RW 18, 
                                           Tlogoadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta.   
C.     Laporan Hasil Kunjungan
Kunjungan yang kami lakukan dalam kegiatan Management Course HMPSM 2018 memberi banyak tambahan pengetahuan bagi kami, khususnya sebagai mahasiswa/mahasiswi program studi manajemen untuk semakin mendalami empat pilar manajemen yakni operasi, keuangan, pemasaran dan MSDM. Mulanya, kami diajak untuk mengenal komunitas Grahatma Sasmita Agri Waluya terlebih dahulu, secara harafiah, graha yang berarti rumah dan atma yang berarti jiwa mengartikan bahwa tujuan dari komunitas ini adalah memfasilitasi dengan santai dan nyaman bagi siapapun yang hadir untuk belajar dari komunitas ini, namun secara substansi tetap memastikan agar semua nilai dapat diterima dengan baik. Didalamnya Sasmita (Sasana Sewaka Mitra Tani) memfasilitasi studi analisis sosial dan manajemen inovasi terapan, dimana lingkupnya adalah pada pengorganisasian komunitas, memperkenalkan model-model yang telah dibuat oleh tim agar dapat diterapkan dalam komunitas. Tujuan utamanya adalah memfasilitasi baik lembaga, perorangan maupun komunitas untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Caranya adalah dengan fokus pada kapabilitas inovasi memanfaatkan tekhnologi yang mudah diterapkan oleh komunitas-komunitas khususnya dalam bidang pangan, energi dan air yang kini menjadi isu krusial.
Modal dasar hidupnya komunitas ini adalah guyub rukun, kesediaan untuk berkontribusi dan komitmen. Oleh karena itu, Grahatma Sasmita Agri Waluya menggalang kemitraan dengan pihak-pihak yang memiliki nilai kepedulian yang sama, baik pemerintah, swasta maupun masyarakat. Namun menolak pihak-pihak yang memfokuskan program-program CSR dimana menjadikan komunitas sebagai objek utamanya. Adapun kerjasama yang dilaksanakan dapat berupa diskusi, penelitian dan riset. Paguyuban ini juga mengutamakan relasi dengan masyarakat sekitar, memperhatikan setiap proses termasuk reaksi yang ada di masyarakat menangapi program-program dari paguyuban ini.
Grahatma Sasmita Agri Waluya merumuskan program saprodi dari hulu ke hilir dengan menyatukan pemikiran-pemikiran dari anggotanya, mendiskusikannya, melaksanakan dan mengimplementasikan dan tetap melakukan monitoring dan evaluasi yang mencakup keempat pilar manajemen. Misalnya dalam bidang keuangan dan administrasi, komunitas ini menekankan transparansi dan akuntabilitas termasuk mengupayakan efisiensi dari potensi-potensi dari masyarakat atau setiap komunitas sendiri.
Dalam rangkaian kegiatan selama kunjungan kami diajak untuk berkeliling mengamati setiap proses pertanian, peternakan dan perikanan organik. Dimana keempat pilar manajemen dijelaskan secara praksis sehingga kelompok dapat menyimpulkan nilainya sendiri dari setiap proses yang diamati.


1.      Pos Komunitas
Mulanya kami diarahkan menuju Pos Komunitas Kharisma 04 Garden, pos ini merupakan lahan ditengah pemukiman masyarakat yang awalnya merupakan tempat pembuangan sampah, di pos ini kami disambut oleh beberapa ibu-ibu rumah tangga yang merawat tanaman-tanaman organik di pos komunitas ini. Salah seorang anggotanya memaparkan bahwa mulanya lahan ini sangatlah kotor, dengan semangat akan nilai kepedulian terhadap lingkungan, komunitas ini bersama-sama dengan masyarakat membersihkan lahan ini dan mulai mengelolanya sebagai lahan untuk bercocok tanam (proses hulu), lalu membentuk usaha produk turunan dari sayur-mayur yang ditanam seperti keripik bayam (proses hulu). Adapun sayur-mayur yang ditanam antara lain serai, kunyit, cabai, tomat, kangkung, bayam, kol, terong, timun, sawi, kucai, kemangi dan pare.
Bibit yang digunakan merupakan hibah dari beberapa pihak yang mendukung program pertanian organik ini sehingga membantu dalam hal efisiensi biaya. Sejauh ini hasil dari lahan ini sepenuhnya masih dikelola oleh komunitas dan dimanfaatkan sebagai tabungan kesehatan dan Pendidikan bagi anggota komunitas. Namun salah satu mimpi dari komunitas ini adalah mencipatan wadah berupa bank sayur agar nantinya dapat menerapkan sistem prosentase bagi hasil dengan pengelola (masyarakat sekitar). Dimana masyarakat juga dapat menanam sayur di rumah mereka masing-masing, lalu hasilnya dikumpulkan dalam bank sayur sebagai salah satu proses pemberdayaan masyarakat.

2.      Pos  Pelita
Di pos ini kami diajak untuk melihat dua jenis metode tanam yakni hidroponik dan aquaponik, tanaman yang ditanam di pos ini adalah sawi. Instruktur di pos ini mengungkapkan bahwa kedua metode tana mini cocok bagi masyarakat yang memiliki keterbatasan lahan karena penanamannya dapat dibuat dalam posisi tingkatan. Secara kasat mata sebenarnya metode penanamannya terlihat serupa, sama-sama menggunakan paralon, sekam bakar dan sabut kelapa sebagai media tanamnya dan nutrisinya dipenuhi melalui aliran air.
Namun serupa tak berarti sama, perbedaannya adalah metode hidroponik mengalirkan air ke paralon-paralon tempat media tanam sawi sedangkan metode aquaponik melibatkan ikan sebagai salah satu bagain dari metode ini. Untuk metode aquaponic sawi diletakkan di atas kolam ikan, yang mana air kolam tempat ikan-ikan itu tumbuh dan berkembang dialirkan langsung ke tanaman sawi, tujuannya adalah kotoran dari ikan-ikan peliharaan tersebut dapat digunakan sebagai pupuk untuk menutrisi tanaman sawi. Ini tentunya membantu untuk menekan biaya operasional karena pupuknya dapat dibuat sendiri.

3.      Pos Pengelolaan Sampah
Di pos ini kami diajak untuk kembali mengingat perbedaan antara sampah organik dan non organik, kami diajak untuk memisahkan sampah-sampah yang ada secara langsung. Ciri mudah untuk membedakannya adalah sampah organik bersumber dari alam dan mudah untuk terurai, sedangkan sampah non organic adalah sampah dari produk-produk ciptaan manusia.
Pengelolaan sampah dalam pos ini dimulai dengan memisahkan sampah berdasarkan jenisnya  dalam tiga bank sampah yakni plastik, kertas dan logam. Adapun sampah-sampah ini diperoleh dari limbah rumah tangga masyarakat RT 06 di sekitar pos, maksimal perhari masyarakat boleh mengumpulkan 2 kg sampah/ hari. Lalu sampah organik dicampur supaya mudah terurai. Setelah dicampur dan disimpan untuk beberapa saat sampah dipindahkan ke dalam RAM (Rotary Active Microorganism). Bentuk dari RAM ini adalah modifikasi dari sepeda dan tong sampah berbentuk tabung, yang mana sepeda dapat dikayuh untuk membantu proses pencampuran sampah-sampah organic tersebut. Sayangnya waktu pengamatan dalam pos ini turun hujan lebat sehingga informasi yang kami peroleh terbatas sampai disini dan prakteknya pun tidak bisa kami lanjutkan. Satu hal yang kami ingat dari proses ini adalalah pesan dari ibu instruktur agar kita mengelola sampah kita masing-masing mulai dari hal-hal sederhana yakni meminimalkan sampah yang kita hasilkan.

4.      Pos Pembuatan Pelet
Di pos ini kami diajak untuk berproses dalam pembuatan pellet ikan organik. Adapun  bahan yang digunakan adalah dedak dan limbah ikan yang sudah dibuat tepung dengan kadar protein yang tinggi, ampas tahu, kulit ari kedelai yang dapat diganti dengan kulit ari kacang hijau atau ampas kedelai. Komposisinya adalah 50% tepung ikan dan 50% bahan lainnya. Bias pula ditambah dengan tepung jagung dan kacang-kacangan. Tepung ikan yang digunakan dapat menyesuaikan dari ikan apa yang dipelihara, begitu pula dengan bahan-bahan pelengkap lainnya dapat menyesuaikan dengan kondisi lingkungan dan bahan yang mudah didapatkan di lingkungan tersebut, yang terpenting adalah kandungan protein dalam bahan-bahan tersebut perlu untuk diperhatikan. Tepung ikan juga dapat diganti dengan limbah ayam  yang sudah mati.
Setelah semua bahan tercampur, ditambahkan air sampai bahan menjadi lembab lalu dilakukan proses pengukusan selama kurang lebih 30 menit agar jamur-jamur dalam bahan mati sehingga pelet lebih awet untuk disimpan. Penambahan ampas tahu dalam adonan pelet ini bertujuan agar pelet dapat mengambang ketika dimasukan ke kolam. Setelah dikukus dalam bejana besar yang aliran gasnya diperoleh dari penyulingan kotoran sapi yang kandangnya tepat berada di sebelah pos pembuatan pelet ini, pelet dicetak menggunakan mesin penggiling daging yang digerakan oleh deasel kecil. Agar putaran mesik penggilingan kuat digunakan gerbok. Pelet yang akan digiling harus lembab agar lebih mudah dibentuk. Untuk merekatkan peletnya ditambahkan tepung kitela agar tidak terlalu basah dan lengket, sehingga campuran bahannya harus seimbang. Setelah pelet terbentuk, selanjutnya dijemur dibawah sinar matahari, bila hari cerah maka penjemuran cukup dilakukan selama satu hari.
Dengan bahan yang lengkap biaya produksi per kg hanya berkisar Rp 5.000,- (sudah termasuk biaya transport) jauh lebih murah jika dibandingkan dengan membeli pelet olahan pabrik. Sehingga lebih efisien karena memanfaatkan bahan yang ada disekitar. Setelah pelet jadi kami diberi kesempatan untuk memberikan pelet ke ikan-ikan di kolam kecil yang ada di dekat pos. Kadar protein untuk ikan sengaja dibuat tinggi agar ikan tumbuh dengan cepat.

5.      Pos Pengolahan Kompos
Tepat di samping pos pembuatan pelet terdapat kendang sapi, di kendang sapi inilah kami melakukan proses pembuatan kompos. Mulanya kami diajak untuk membuat nem cair yang merupakan salah satu bahan untuk pembuatan kompos. Adapun komposisi dan bahan untuk pembuatan nem cair ini diantaranya:
a.       600 gram tapai singkong,
b.      130 ml susu fermentasi,
c.       600 gram tempe,
d.      air (proporsinya menyesuaikan banyaknya kompos yang akan dibuat),
e.       larutan gula (direbus terlebih dahuli lalu didinginkan)
f.        plastic
g.      karet
h.      botol air mineral bekas
i.        gallon bekas
Proses pembuatannya adalah mencampurkan semua bahan-bahan diatas, sebelumnya melumatkan terlebih dahulu campuran tapai dan tempe, lalu menambahkan susu fermentasi ke dalam adonan. Setelah tercampur rata adonan dipindahkan ke dalam botol air mineral bekas berukuran 1600 ml, ditambahkan air lalu dikocok dan ditambahkan larutan gula. Penambahan larutan gula disini adalah sebagai makanan para mikroba. Lalu ditambahkan air sampai memenuhi ¾ ukuran botol. Setelah itu ditutup rapat dan disimpan selama 4 sampai 7 hari.
Selanjutnya adalah pembuatan nem padat, nem padat ini berguna untuk mempercepat proses pengomposan. Sekam dan dedak dicampur dengan perbandingan 1:1. Setelah itu mencampurkan nem padat dengan nem cair dan menambahkan air agar campuran menjadi lembab, tujuannya adalah agar mikroba dapat berkembang dengan baik dalam media ini. Setelah itu ditutup dengan bahan berpori agar suhunya naik.
6.      Pos Pembuatan Bahan Pengendali Hama
Bahan pengendali hama dibuat untuk memproteksi tanaman dari serangan hama seperti ulat, belalang dsb. Dalam pos ini kami dijelaskan mengenai ciri-ciri tanaman yang terserang hama. Lalu kami dibimbing untuk membuat bahan pengendali hama. Bahannya adalah daun sirsak dan daun sirih yang dihaluskan dan ditumbuk menggunakan alat bernama lumping. Setelah itu bahan dicampur dengan air hangat dalam ember dan didiamkan selama satu malam. Bahan ini bisa digunakan untu dua hari kedepan dengan menyiramkan atau menyemprotkannya pada bagian tanaman yang terserang hama. Ramuan ini bias bertahan dua hari karena aromanya masih dapat bertahan dengan baik, dalam hal ini hama memang tidak suka dengan tanaman pahit.
Bila tanaman sudah terjangkit hama hingga ke akar dan bagian dalam batang maka ramuan yang dapat dibuat adalah campuran antara bawang putih tumbuk dan bahan pereka seperti lidah buaya. Dapat diseprotkan saat malam hari agar aroma dapat bertahan lebih lama, karena bila treathment diberikan siang hari aroma akan cepat menguap.
Di hilirnya Grahatma Sasmita Agri Waluya juga mengadakan Pendidikan konsumen sebagai feedbacknya, sayangnya kami tidak mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai hal ini.
III. Penutup
·         Kesimpulan
Masalah utama lingkungan saat ini adalah krisis air, energi dan pangan. Menghadapi isu krusial ini, salah satu upaya penanganan yang dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan pertanian alami seperti yang menjadi fokus utama dari Grahatma Sasmita Agri Waluya. Komunitas ini menerapkan metode pertanian dan perikanan organic dengan memanfaatkan segala sumberdaya yang adal di lingkungan sekitar, baik bahan-bahan dialam maupun dalam hal pemberdayaan masyarakat sekitar. Proses yang dilakukan dari hulu ke hilir melibatkan semua fasilitas yang tersedia di lingkungan sekitar. Dengan menerapkan empat pilar manajemen, dan mengupayakan keterlibatan semua pihak yang memiliki nilai dan semangat yang sama. Adapun dari pengamatan kami kesesuaian nilai dengan empat pilar manajemen dalam bidang keuangan mengutamakan efisiensi, dalam bidang MSDM melakukan pemberdayaan terhadap masyarakat, dalam bidang pemasaran, membantu memasarkan hasil dari pengelolaan komunitas, dalam bidang produksi mencakup keseluruhan proses yang telah kami lalui selama proses pengamatan.
·       Saran
Salah satu cara untuk membangun kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan adalah dengan melakukan pengamatan dan proses pelatihan, namun sangat disayangkan bila proses hanya berhenti disitu. Maka saran yang kelompok berikan bermodal dari informasi yang telah diperoleh dari proses praktik dan pengamatan adalah perlu adanya kesadaran dan pertanggungjawaban bagi masing-masing pribadi untuk mulai menjaga lingkungan sekitar, memulainya dari hal-hal sederhana seperti efisiensi sampah.




DAFTAR PUSTAKA
Pemerintah Kabupaten Sleman.(2013, 3 Mei). Paguyuban Sasmita Agri Waluya, Gakakkan Pertanian Alami. Diperoleh 12 April 2018. http://www.slemankab.go.id/4653/paguyuban-sasmita-agri-waluya-galakkan-pertanian-alami.slm
Raghuttama (2013, 9 Oktober). Sasmita Agri Waluya. Diperoleh 12 April 2018. http://raghuttama.blogspot.co.id/


LAMPIRAN

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar