TEKS BERJALAN

EMERENSIA TANGKAS: SAYA PANCASILA. READINESS AND SACRIFICE

Kamis, 20 Juli 2017

KENDALA-KENDALA PRINSIPIL YANG MENGHAMBAT PEMBERIAN PEMBELAJARAN PANCASILA

Image result for pancasila
sumber: google


11.   KESALAHAN/ DOSA SEJARAH
Pada masa pemerintahan Orde Baru (Presiden Soeharto 1966-1998) Pancasila kerab dijadikan alat untuk melegitimasi (mengapsahkan) kepentingan dari para penguasa pada masa itu sebagai alat politik untuk membenarkan segala tindakan dan keputusan para penguasa. Pancasila dengan mudah diobral untuk menjatuhkan lawan-lawan politik.
Contoh:
a.       Pembadlean majalah Tempo yang pernah dicabut Surat Ijin Terbitnya (SIT) karena pada covernya memampangkan figur Soeharto dengan mahkota kerajaan di kepalanya. Soeharto tersinggung pemerintahannya yang demokratis dinilai monarki, SIT dicabut dengan alasan pers tidak pancasilais.
b.      Kasus Muchtar Pakpahan salah seorang tokoh pemerhati kaum buruh Indonesia yang vokal sejak masa orba. Karena merasa terganggu pemerintah orba pada masa itu menuduh Muchtar sebagai anggota PKI  karena tindakannya dinilai mencerminkan ideologi komunis. Ini tentu berefek bagi keluarga dan keturunannya, yang dipersulit untuk menjadi pegawai negeri, kecuali mengajukan surat keterangan bebas G30S/PKI.
c.       Pembangunan Waduk Kedung Ombo di Boyolali, dimana masyarakat sipil menolak pembangunan tersebut karena biaya ganti rugi yang tidak sesuai dan dinilai terlalu rendah belum lagi biaya yang termakan oleh calo-calo tanah, banyak yang bertahan di tanah mereka. Mereka yang bertahan inilah yang mendapat tindakan dehumanisasi sekaligus stigmatisasi komunis bagi siapapun yang menolak digusur. Pemerintah pada masa itu mengintimidasi dengan seruan; “Wajar orang-orang Boyolali tidak mau diajak maju untuk membangun NKRI karena Boyolali merupakan basisnya PKI.”
Setelah orba tumbang masyarakat takut untuk bicara tentang Pancasila karena ada ketakutan untuk dianggap tidak reformis. Penyebabnya karena pada masa orba begitu sering Pancasila disebut-sebut dan menjadi alat politik.
22.  UNTUK MENANAMKAN NILAI-NILAI PANCASILA DI PERGURUAN TINGGI APA YANG DIAJARKAN DIKELAS KADANG TIDAK RELEVAN DENGAN REALITAS DI MASYARAKAT
Penanaman nilai-nilai pancasila di dalam kelas hanya enak didengar, fakta yang terjadi di masyarakat sangatlah berbeda.
Contoh:
a.       UUD 1945 pasal 34 ayat (1) Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara. Realitasnya gelandangan ada dimana-mana dan kemiskinan merajalela.
b.      Nilai Pancasila mendukung ekonomi kerakyatan, pada realitasnya banyak pasar-pasar tradisional yang kalah dengan swalayan-swalayan milik para pemodal besar.
c.       Anas Urbaningrum salah satu tokoh fraksi Demokrat yang juga tokoh reformis ia vokal berteriak; “BERANTAS KORUPSI!” kalau sampai ia terjerat korupsi bahkan ia berani digantung di Monas. Realitasnya kini ia ditangkap dan menjadi penghuni hotel prodeo KPK.
d.      Akil Mochtar pernah menyerukan; “Potong jari para koruptor!” ia sendiri seorang ketua MKRI kini juga terjerat kasus korupsi.
Memang untuk menyampaikan nilai-nilai secuil keteladanan lebih berarti daripada segudang nasehat, saat ini Indonesia krisis keteladanan. Kadang kekuasaan serupa dengan toilet umum ketika kita berada diluar dan mencium bau tak sedap kita kerap mengumpat, tapi ketika kita ada kepentingan di dalamnya kita ikut menikmatinya. Ketika yang disampaikan tidak sesuai dengan kenyataan, maka akan cenderung memunculkan penolakan-penolakan. Kini kita membutuhkan figur sebagai acuan.
33.  METODE PEMBELAJARAN YANG KADANG MASIH BERSIFAT INDOKTRINASI
Dalam memasukan sistem nilai sering kali dilakukan secara paksa ke segenap lapisan masyarakat. Dengan indoktrinasi ideologi lain disumbat, kalaupun bisa masuk hanya sebagian hal negatifnya saja sehingga pembahasannya tidak objektif.
Contoh:
a.       Doktrin dimana Supersemar yang menyatakan pelimpahan kekuasaan secara sukarela dari Soekarna kepada Soeharto. Ini merupakan peristiwa sejarah besar bagi bangsa Indonesia, namun hingga kini naskah otentiknya tidak pernah ditemukan. Menurut kesaksian Sukardjo Wilardjito dalam bukunya, dimana kala itu ia adalah adjudan pribadi Bung Karno mengungkapkan bahwa ketika penandatanganan Supersemar, Presiden Soekarno tidaklah dalam keadaan merdeka, ia diancam dengan sebuah pisto, tetapi sejarah besar telah diputarbalikan.
b.      Isu Gerwani, aktifis-aktifis Indonesia yang menentang poligami karena pada masa itu laki-laki berkuasa dengan ideologi moimo dari falsafah jawa. Pada kala itu gerwani menuntut kesetaraan hak bagi kaum pria dan wanita. Sebenarnya organisasi ini memperhatikan masalah-masalah sosialisme dan feminisme, sayangnya dituduh leh orba melakukan tindakan amoral kepada tahanan pria dalam kasus G30S/PKI. Tujuannya adalah agar Gerwani tidak mencampuri urusan politik terlalu vokal mmaka pada akhirnya dibentuklah PK, yakti kumpulah perempuan-perempuan yang diwajibkan hanya mengurus urusan rumah tangga dan tugas-tugas domestik. PKK terbentuk karena ketakutan kaum pria diambil alih kekuasaannya. Terlebih setelah muncul UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan dimana isinya laki-laki sebagai kepala keluarga dan perempuan sebagai ibu rumah tangga, menekan para ibu untuk dirumah saja, inilah salah satu penyebab gerakan kaum laki-laki lebih ditonjolkan.
c.       Film Janur Kuning yang merupakan salah satu bentuk manipulasi sejarah melalui film. Berisi tentang peperangan di Yogyakarta (serangan umum 1 Maret) dimana Soeharto digambarkan sebagai tokoh sentral dan kultus ditengahnya atau lebih mempromosikan Soeharto.
44.  MASIH BANYAK PIHAK YANG BERUSAHA MENGGANTIKAN 5 SILA DENGAN IDEOLOGI LAIN
Berbagai ormas bermunculuan bahkan elit politik terpecah, banyak yang ingin menggantikan Pancasila dengan ideologi agami, liberal dsb. Saat mereka tidak sepaham makaakan menimbulkan kekacauan.
Contoh:
Dengan membandingkan Pancasila dengan Amerika dan liberalismenya yang menjadi negara kuat dan besar, atau China dengan komunismenya, sedangkan Indonesia dengan Pancasila buka siapa-siapa, banyak pihak tergiur dengan propaganda itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar