TEKS BERJALAN

EMERENSIA TANGKAS: SAYA PANCASILA. READINESS AND SACRIFICE

Minggu, 12 Februari 2017

Manusia dan Dharma

Sumber : Instagram emerenst9. In frame : Emerensia Tangkas

Hidup itu menyenangkan sekaligus menyedihkan
Sifatnya paradoksal
Ada yang jalannya mulus
Ada yang harus terseok-seok
Ada yang harapannya terlaksana
Ada yang harus pupus lalu mati

Hidup itu elok
Bagi mereka yang menikmati pagi yang cerah
Setelah terbangun dari mimpi yang indah
Namun hidup itu perih

Bagi mereka yang tak berdaya
Menyimpan luka dalam luka
Terpaksa memilih tanpa 'pilihan'

Orang bilang
Manusia terlahir dengan nasibnya sendiri-sendiri
Tapi benarkah?
Tidak adakah sebab akibat dari hubungan antar manusia?
Tak adakah yang menaruh iba pada jiwa tanpa daya?
Pada mereka yang berkorban setelah dikorbankan
Haruskah mereka merenungi nasib
Menata hati
Sendiri?
Lalu bagaimana dengan mereka
Mereka yang memenuhi kewajiban tanpa memperoleh hak
Sementara di tempat lain orang menuntut hak tanpa memenuhi kewajiban

Manusia terpecah oleh egonya sendiri-sendiri
Padahal berteduh pada atap yang sama
Padahal berpijak pada bumi yang sama
Padahal manusia dianugerahi karsa
Apakah manusia hidup hanya untuk sanak familinya saja?
Lalu mengapa ada istilah vertikal dan horizontal?
Tidak kah keduanya harus seimbang?
Bukankah iman perlu dipertanggungjawabkan?
Dosa bukan hanya tentang melanggar hukum Tuhan
Lagi tentang melupakan yang papa
Yang menderita
Yang samsara

Hidup itu nyata sekaligus niskala
Pengetahuan terpisah dengan kenyataan
Tiap manusia punya lakonnya sendiri
Terangkum dalam balada kehidupan
Saat suka tertawalah
Saat sulit menangislah
Kita satu dalam dogma
Sembari berkarya
Asa dihunjukkan pada Yang Esa

Oleh: Tangkas Emerensia
Yogyakarta, Februari 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar