Artist : EE Cover Altas: Heart |
Teman, pernahkah anda merasa
tersakiti saat membaca notifikasi dari mantan kekasih anda? Merasa kecewa saat
orang yang anda harapkan menjatuhkan hatinya pada anda, akhirnya memilih
wanita/pria lain? Lalu anda memilih untuk menghindarinya dan memutuskan
hubungan.
Pernahkah anda melihat sepasang
suami istri yang telah bercerai, memutuskan untuk membesarkan putra/putri
mereka dengan penuh kedamaian, meskipun menempuh jalannya masing-masing?
Menjadi pilihan bagi setiap
pribadi untuk tetap merasa tersakiti atau terpuruk dalam kekecewaan. Tapi ingat,
anda juga punya pilihan untuk bangkit dan berdamai dengan keadaan. Apa yang
kita pikirkan tergantung dari persepsi kita.
Persepsi adalah hasil dari interpretasi terhadap penginderaan, proses diterimanya rangsang (dapat berupa objek, peristiwa atau kualitas hubungan) sampai rangsang itu disadari dan dimengerti. Persepsi inilah yang akan mempengaruhi perilaku dan pembentukan kesan pada diri seseorang. Banyak stimulus yang diterima, tapi seseorang akan cenderung fokus pada satu perhatian dan mengabaikan yang lain.
Pertanyaan selanjutnya adalah
maukah anda memeriksa diri, merubah fokus dari setiap stimulus yang diterima dan mulai melihat segala sesuatu dari sisi
positifnya?
Bagaimana caranya untuk berekonsiliasi?
Anda dapat memulainya dengan mengingat kembali hal-hal apa yang membuat hubungan anda dengan mantan kekasih berakhir. Ada pembelajaran yang dapat diambil dari setiap peristiwa. Atau dengan merenungkan kenapa seseorang yang anda cintai lebih memilih wanita/pria lain. Mungkin sekarang belum saatnya, nikmatilah kesendirian dengan upaya untuk memperbaiki diri, sampai anda bertemu dengan seseorang terbaik dihari depan nanti.
Anda dapat memulainya dengan mengingat kembali hal-hal apa yang membuat hubungan anda dengan mantan kekasih berakhir. Ada pembelajaran yang dapat diambil dari setiap peristiwa. Atau dengan merenungkan kenapa seseorang yang anda cintai lebih memilih wanita/pria lain. Mungkin sekarang belum saatnya, nikmatilah kesendirian dengan upaya untuk memperbaiki diri, sampai anda bertemu dengan seseorang terbaik dihari depan nanti.
Kita terbiasa membuat rumit
hal-hal yang sebenarnya sederhana, membesarkan masalah yang sebenarnya kecil
dan dapat segera diselesaikan. Kuncinya adalah penerimaan, mulai dengan
menerima diri sendiri, menerima keadaan dan menerima pilihan orang lain. Katakan
pada diri anda dalam keheningan, sebut nama anda dan berkatalah; “Tangkas, bukankah
lebih baik bila kita berdamai? Kamu sudah dewasa maka bertindaklah dewasa. Kuatkanlah
hatimu, jangan mudah patah hati. Tersenyumlah, semua orang punya hak atas pilihannya
begitu pula denganmu, kamu punya hak untuk hidup dalam kedamaian.”
Setujukah anda bila saya
mengatakan; memutuskan hubungan sama dengan berdosa, berdosa sama dengan
membunuh? Membunuh hubungan, membunuh relasi.
Salah satu pengalaman pribadi
saya untuk belajar mengelola emosi adalah ketika pada suatu malam saya merasa
sangat dilema setelah menerima notifikasi dari seseorang yang pernah saya
cintai namun akhirnya ia memilih wanita lain, ia meminta untuk bertemu. Sementara
saya sudah membulatkan tekad untuk menghindari semua hal yang berhubungan
dengannya.
Setelah merenungkan untuk beberapa waktu, saya memutuskan untuk
menemuinya. Dalam hal ini motivasi untuk bertemu menjadi sangat penting. Motivasi
saya adalah untuk melatih perasaan saya sendiri. Orang bilang, cara terbaik mengatasi
masalah adalah dengan menghadapinya bukan lari menghindarinya. Prinsip itu pula
yang saya terapkan, saya harus menemuinya bukan menghindarinya. Dia bukan jodoh
saya, tapi menjadi teman baik pun tidak masalah bukan? Perasaan harus
dilatih agar menjadi terbiasa.
Siapa sangka, saya menerima beberapa tawaran
pekerjaan dari pertemuan itu. Saat ini kami menjadi teman baik, bahkan teman
baik kekasih barunya. Akan lain halnya bila motivasi saya menemuinya adalah
untuk kembali mendapatkan hatinya, mungkin yang akan saya temui adalah
kekecewaan lagi dan lagi.
Cara lainnya untuk dapat berdamai
adalah dengan melihat sisi positif dari pengalaman yang telah dilalui. Saat dulu
saya berada didekatnya saya selalu berusaha untuk menjadi yang berbaik dalam
bidang saya, hanya untuk membuatnya merasa bahwa saya dapat diandalkan. Saat dulu
saya berada didekatnya saya selalu mengikuti update berita tentang ekonomi dan
politik, karena hal-hal ini menjadi topik yang menyenangkan untuk kami obrolkan.
Motivasi semacam inilah yang seharusnya tetap kita pertahankan meskipun tidak
lagi bersama. Saya bukan sedang membohongi perasaan saya sendiri, merubah
persepsi adalah cara terbaik untuk menikmati hidup ini.
Bersama-sama dengan saya, maukah anda belajar mengelola emosi, memulihkan hubungan dan memulai hidup penuh kedamaian?
Yogyakarta, 25 Juni 2019 01:55
Emerensia Tangkas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar