TEKS BERJALAN

EMERENSIA TANGKAS: SAYA PANCASILA. READINESS AND SACRIFICE

Senin, 24 Juni 2019

Damai itu Sesederhana Memulihkan Hubungan

Artist : EE Cover Altas: Heart

Teman, pernahkah anda merasa tersakiti saat membaca notifikasi dari mantan kekasih anda? Merasa kecewa saat orang yang anda harapkan menjatuhkan hatinya pada anda, akhirnya memilih wanita/pria lain? Lalu anda memilih untuk menghindarinya dan memutuskan hubungan.

Pernahkah anda melihat sepasang suami istri yang telah bercerai, memutuskan untuk membesarkan putra/putri mereka dengan penuh kedamaian, meskipun menempuh jalannya masing-masing?

Menjadi pilihan bagi setiap pribadi untuk tetap merasa tersakiti atau terpuruk dalam kekecewaan. Tapi ingat, anda juga punya pilihan untuk bangkit dan berdamai dengan keadaan. Apa yang kita pikirkan tergantung dari persepsi kita.

Persepsi adalah hasil dari interpretasi terhadap penginderaan, proses diterimanya rangsang (dapat berupa objek, peristiwa atau kualitas hubungan) sampai rangsang itu disadari dan dimengerti. Persepsi inilah yang akan mempengaruhi perilaku dan pembentukan kesan pada diri seseorang. Banyak stimulus yang diterima, tapi seseorang akan cenderung fokus pada satu perhatian dan mengabaikan yang lain.

Pertanyaan selanjutnya adalah maukah anda memeriksa diri, merubah fokus dari setiap stimulus yang diterima dan mulai melihat segala sesuatu dari sisi positifnya?

Bagaimana caranya untuk berekonsiliasi?

Anda dapat memulainya dengan mengingat kembali hal-hal apa yang membuat hubungan anda dengan mantan kekasih berakhir. Ada pembelajaran yang dapat diambil dari setiap peristiwa. Atau dengan merenungkan kenapa seseorang yang anda cintai lebih memilih wanita/pria lain. Mungkin sekarang belum saatnya, nikmatilah kesendirian dengan upaya untuk memperbaiki diri, sampai anda bertemu dengan seseorang terbaik dihari depan nanti.

Kita terbiasa membuat rumit hal-hal yang sebenarnya sederhana, membesarkan masalah yang sebenarnya kecil dan dapat segera diselesaikan. Kuncinya adalah penerimaan, mulai dengan menerima diri sendiri, menerima keadaan dan menerima pilihan orang lain. Katakan pada diri anda dalam keheningan, sebut nama anda dan berkatalah; “Tangkas, bukankah lebih baik bila kita berdamai? Kamu sudah dewasa maka bertindaklah dewasa. Kuatkanlah hatimu, jangan mudah patah hati. Tersenyumlah, semua orang punya hak atas pilihannya begitu pula denganmu, kamu punya hak untuk hidup dalam kedamaian.”

Setujukah anda bila saya mengatakan; memutuskan hubungan sama dengan berdosa, berdosa sama dengan membunuh? Membunuh hubungan, membunuh relasi.

Salah satu pengalaman pribadi saya untuk belajar mengelola emosi adalah ketika pada suatu malam saya merasa sangat dilema setelah menerima notifikasi dari seseorang yang pernah saya cintai namun akhirnya ia memilih wanita lain, ia meminta untuk bertemu. Sementara saya sudah membulatkan tekad untuk menghindari semua hal yang berhubungan dengannya.

Setelah merenungkan untuk beberapa waktu, saya memutuskan untuk menemuinya. Dalam hal ini motivasi untuk bertemu menjadi sangat penting. Motivasi saya adalah untuk melatih perasaan saya sendiri. Orang bilang, cara terbaik mengatasi masalah adalah dengan menghadapinya bukan lari menghindarinya. Prinsip itu pula yang saya terapkan, saya harus menemuinya bukan menghindarinya. Dia bukan jodoh saya, tapi menjadi teman baik pun tidak masalah bukan? Perasaan harus dilatih agar menjadi terbiasa.

Siapa sangka, saya menerima beberapa tawaran pekerjaan dari pertemuan itu. Saat ini kami menjadi teman baik, bahkan teman baik kekasih barunya. Akan lain halnya bila motivasi saya menemuinya adalah untuk kembali mendapatkan hatinya, mungkin yang akan saya temui adalah kekecewaan lagi dan lagi.

Cara lainnya untuk dapat berdamai adalah dengan melihat sisi positif dari pengalaman yang telah dilalui. Saat dulu saya berada didekatnya saya selalu berusaha untuk menjadi yang berbaik dalam bidang saya, hanya untuk membuatnya merasa bahwa saya dapat diandalkan. Saat dulu saya berada didekatnya saya selalu mengikuti update berita tentang ekonomi dan politik, karena hal-hal ini menjadi topik yang menyenangkan untuk kami obrolkan. Motivasi semacam inilah yang seharusnya tetap kita pertahankan meskipun tidak lagi bersama. Saya bukan sedang membohongi perasaan saya sendiri, merubah persepsi adalah cara terbaik untuk menikmati hidup ini.

Bersama-sama dengan saya, maukah anda belajar mengelola emosi, memulihkan hubungan dan memulai hidup penuh kedamaian?



Yogyakarta, 25 Juni 2019 01:55
Emerensia Tangkas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar